Jumat 23 Dec 2022 16:36 WIB

Wamenag: Masyarakat Mempraktikkan Moderasi Beragama Jadi Pribadi Terbaik

Mereka menempatkan sesuatu secara seimbang dan proporsional.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi bersama delegasi Konferensi Islam ASEAN 2022. Wamenag: Masyarakat Mempraktikkan Moderasi Beragama Jadi Pribadi Terbaik
Foto: Kemenag
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi bersama delegasi Konferensi Islam ASEAN 2022. Wamenag: Masyarakat Mempraktikkan Moderasi Beragama Jadi Pribadi Terbaik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan konsep Khairu Ummah yang menjadi tema besar Konferensi Islam ASEAN 2022 sejalan dengan konsep moderasi beragama yang menjadi amanah RPJMN dan program prioritas Kementerian Agama (Kemenag). Konferensi Islam ASEAN 2022 yang diikuti 140 peserta dari negara-negara ASEAN ini berlangsung 21-23 Desember 2022 dan dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin. 

Zainut mengatakan individu atau kelompok masyarakat yang berhasil mempraktikkan moderasi beragama sudah tentu akan menjadi pribadi terbaik. Sebab, mereka menempatkan sesuatu secara seimbang dan proporsional, bersikap pertengahan dalam pandangan dan praktik beragama, bermasyarakat, dan berbangsa. 

Baca Juga

"Serta pelopor dalam sikap saling menghargai dan menghormati, juga adaptif terhadap budaya dan adat istiadat lokal," katanya melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (23/12/2022).

Ia mengatakan, Khairu Ummah juga akan terwujud dengan sikap saling menyayangi dan menghormati dengan sesama umat manusia. Perbedaan hanyalah identitas yang disatukan dengan kuatnya komitmen untuk berbuat yang terbaik bagi umat, bangsa, negara serta kepentingan dunia. Khairu Ummah adalah mereka yang paling besar rasa kasih sayangnya kepada sesama umat manusia dan alam semesta.

Konsep ini sering dicontohkan oleh manusia terbaik, Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwahnya. Salah satunya adalah peristiwa penolakan dakwah di Thaif. Nabi Muhammad SAW yang ditolak kehadirannya, bahkan dilempari batu hingga bersimbah darah, saat itu memiliki kesempatan untuk membalas. Namun ketika Malaikat penjaga Gunung menawarkan untuk membinasakan kaum Thaif saat itu, Nabi Muhammad SAW dengan besar dan luasnya kasih sayang berujar penuh kebijaksanaan. 

"Aku berharap dari keturunan mereka lahir generasi yang meng-Esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun," ujar Zainut menuturkan perkataan Nabi. 

Konferensi yang bertajuk 'Khairu Ummah' ini diikuti sekitar 140 peserta dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, serta Arab Saudi. Zainut berharap acara ini dapat mengukuhkan kerja sama antarnegara.

Hadir dalam pembukaan, Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi, Abdullatif bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, Esam bin Abid Al-Thaqafy, Gubernur Bali, Wayan Koster, dan Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin. 

"Konferensi ini sangat strategis dan memiliki relevansi yang kuat untuk merespons berbagai persoalan dan krisis kemanusiaan yang semakin kompleks dan memerlukan panduan keagamaan yang mencerahkan dan menyejukkan. Predikat khairu ummah hanya akan terwujud tatkala umat Islam mampu menjadi pionir tegaknya amar makruf nahi mungkar dan menghadirkan kemaslahatan di muka bumi," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement