Jumat 23 Dec 2022 16:46 WIB

Pakar Gempa: Hindari Bangun Rumah di Jalur Sesar Aktif

Rumah tahan gempa juga akan rusak jika dibangun di jalur sesar.

Suasana SD Negeri Gasol yang rusak akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (26)7/11/2022).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana SD Negeri Gasol yang rusak akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (26)7/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pakar gempa bumi dan tsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Danny Hilman Natawidjaja mengingatkan semua pihak agar menghindari membangun bangunan atau rumah di jalur sesar aktif. Hal itu untuk mencegah kerusakan material dan korban jiwa.

"Kalau untuk zona sesarnya harus dimitigasi dengan berbeda jadi bukan oleh struktur tahan gempa tapi jalur sesar ini harus dihindari untuk infrastruktur," kata Danny dalam diskusi Belajar dari Gempa Bumi Cianjur, Apa yang Harus Kita Waspadai? yang diikuti virtual di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Danny menuturkan ketika gempa terjadi di jalur sesar aktif, maka akan ada pergerakan yang signifikan di sepanjang jalur sesar seperti yang terjadi di gempa Palu pada 2018, yang menyebabkan kerusakan terhadap bangunan yang dibangun di atas jalur sesar.

Sekalipun struktur bangunan tahan gempa dibangun di atas jalur sesar aktif, maka kerusakan bangunan tetap tidak terhindar. Karenanya, mitigasi yang harus dilakukan adalah tidak membangun bangunan di sepanjang jalur sesar aktif.

"Ada juga kerusakan yang terjadi kalau bangunan itu dibangun persis di jalur sesarnya, walaupun bangunannya tahan gempa tapi tetap akan bisa rusak maka mitigasinya itu bukan struktur tahan gempa tapi itu harus dihindari dengan membuat zona sempadan di sepanjang sesar ini," ujarnya.

Ia mengatakan zona sempadan seharusnya dibangun di sepanjang jalur sesar aktif, yang menjadi batas untuk mencegah pembangunan bangunan di sepanjang jalur sesar tersebut. Tentu zona sempadan bisa dibuat dengan baik jika jalur-jalur sesar di seluruh Indonesia sudah dipetakan dengan cukup akurat.

Menurut dia, kejadian gempa Palu pada 2018 menunjukkan semua bangunan yang berada di atas jalur sesar aktif ambruk saat terjadi gempa. "Setelah kita petakan dengan akurat semua sesar yang ada, kemudian dibuat zona sempadannya," ujarnya.

Ia menuturkan di Selandia Baru, zona sempadan biasanya dibuat minimal 20 meter dari zona sesar terluar. Sementara di California, zona sempadan dibuat 60-200 meter dari zona sesar. Pembuatan zona sempadan juga disesuaikan dengan karakteristik jalur gempanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement