Sabtu 24 Dec 2022 05:54 WIB

India Lakukan Tes Covid-19 Acak di Bandara

Tes acak untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 seperti di China.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Umat yang memakai masker tiba di sebuah gereja di Guwahati, India, Jumat, 23 Desember 2022. Pihak berwenang telah meminta masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak sosial setelah peningkatan kasus COVID-19 di negara tetangga China.
Foto: AP Photo/Anupam Nath
Umat yang memakai masker tiba di sebuah gereja di Guwahati, India, Jumat, 23 Desember 2022. Pihak berwenang telah meminta masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak sosial setelah peningkatan kasus COVID-19 di negara tetangga China.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India telah mulai secara acak menguji tes Covid-19 bagi penumpang internasional yang tiba di bandara. Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya menjelaskan, keputusan ini melihat peningkatan kasus di negara tetangga China.

Mandaviya mengumumkan aturan baru di Parlemen dengan mendesak pemerintah negara bagian untuk meningkatkan pengawasan terhadap varian virus korona baru. Dia meminta mengirim sampel semua kasus positif ke laboratorium pengurutan genom. Dia juga meminta masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak sosial, meski tidak ada mandat resmi untuk keduanya.

Baca Juga

India melonggarkan aturan pemakaian masker awal tahun ini setelah kasus virus korona mulai menurun tajam. Menurut data Kementerian Kesehatan, India saat ini memiliki sekitar 3.400 kasus virus korona aktif.

Kasus-kasus telah melonjak di negara tetangga China sejak melonggarkan pembatasan yang keras awal bulan ini menyusul protes publik yang jarang terjadi. Mandaviya mengatakan, pemerintah India belum memiliki rencana untuk menghentikan penerbangan dari negara tempat kasus baru dilaporkan.

Asosiasi Medis India juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker di semua tempat umum dan mendapatkan vaksin booster. Badan dokter India itu mendesak orang untuk menghindari pertemuan publik seperti pernikahan, pertemuan politik dan sosial, dan perjalanan internasional

"Sampai saat ini, situasinya tidak mengkhawatirkan dan oleh karena itu tidak perlu panik. Mencegah lebih baik daripada mengobati," katanya dalam sebuah pernyataan.

Negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang itu telah memberikan lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin Covid-19. Namun hanya 27 persen  dari populasi yang telah menerima dosis ketiga sebagai booster.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement