Sabtu 24 Dec 2022 07:55 WIB

Gerakan Ini, Targetkan Cetak 23 Juta Penghapal Alquran Selama 13 Tahun

SIDAQ merupakan gerakan surgakan Indonesia dengan Alquran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
soft launching Infaq Cetak Huffadz (ICH) di Gumilang Regency Hotel, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Jumat (23/11).
Foto: Istimewa
soft launching Infaq Cetak Huffadz (ICH) di Gumilang Regency Hotel, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Jumat (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Surgakan Indonesia dengan Alquran (SIDAQ) dan Dewa Eka Prayoga Foundation (DeEP-F) resmi meluncurkan program terbarunya bernama Infaq Cetak Huffadz (ICH). Program ini menargetkan, bisa mencetak 23 juta penghafal Alquran selama 13 tahun.

Menurut Founder SIDAQ yang juga Pengasuh Masjid Ismuhu Yahya, KH Adi Pratama Larisindo, SIDAQ merupakan gerakan surgakan Indonesia dengan Alquran. Lewat gerakan tersebut, pihaknya menargetkan ada 23 juta penghafal Alquran atau sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 229 juta jiwa. 

"Kita menghidupkan hadits-nya Rasulullah SAW, satu penghafal Quran bisa menyelamatkan 10 orang. Ketika 23 juta kali 10, itu 230 juta. Insya Allah menjadi jalan Indonesia bisa masuk surga," ujar Adi usai soft launching program ICH di Gumilang Regency Hotel, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Jumat (23/11).

Menurut Adi, ICH merupakan program turunan dari gerakan surgakan Indonesia dengan Alquran. Hadirnya program ini membuka kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pahala belajar dan mengajarkan Alquran.

"Yang punya kemampuan adik-adik kita fokus belajar saja. Yang punya dititipkan Allah rezeki, mereka menjadi bagian untuk membersamai," kata Adi.

Kelebihan dari program ICH, kata dia, adalah setiap anak penghapal Alquran akan mendapatkan manfaat sekitar Rp 3 juta. Angka itu bisa dikumpulkan dari kontribusi setiap orang sebesar Rp 100.000 per bulan selama 3 tahun.

Secara tidak langsung, kata Adi, benefit yang didapatkan dari orang-orang yang berkontribusi adalah dia sedang menolong agama Allah. Ketika menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dia. Hal itu sejalan dengan Surat Muhammad ayat 7.

Selain itu, kata dia, sesuai janji Allah SWT dalam Alquran surat At-Taubah ayat 99 yang berbunyi barang siapa yang berinfaq, maka mendapatkan dua hadiah. Hadiah pertama dari Allah dan yang kedua dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

"Seluruh amalan perbuatan kita di dunia ini terputus kecuali 3 hal yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Nah, akhirnya program ini bisa menjadi jalan bagi setiap orang mendapatkan pahala nomor satu, sedekah jariyah, dan nomor tiga doa dari anak saleh," paparnya. 

Orang yang berkontribusi dalam program ICH, kata dia, akan masuk dalam ekosistem dimana mereka akan bergabung dalam satu grup WhatsApp dan setiap harinya bakal mendapatkan laporan dari anak-anak penghapal Alquran yang diasuh.

"Anak-anak ini setiap hari ada laporannya dan nanti bisa minta doa dan mendoakan orang lain," katanya.

Adi mengatakan, sebanyak 23 juta penghapal Alquran ditargetkan akan lahir di Indonesia selama 13 tahun. Hal itu pun sesuai dengan sirah Rasulullah yakni 13 tahun membangun peradaban di Mekkah. 

Setelah lahir para penghapal Alquran, kata Adi, maka 10 tahun berikutnya adalah fase panen keemasan dimana Indonesia akan memiliki pemimpin, kontraktor, dokter, hingga profesional yang berlandaskan Alquran.

"Sehingga mereka ngambil keputusan-keputusan takutnya sama Allah, bukan takut dengan hukum yang ada," katanya. 

Sedangkan menurut, Co-Founder DeEP-F, Rendy Saputra, program ICH dari SIDAQ ini unik. Karena, donasi yang diserahkan jelas peruntukannya dan ada laporan yang berkesinambungan. "Sekarang sudah 1.800 donatur bulan ini, 65 santri di jalur kita," kata Rendy.

Setiap 30 donatur di program ICH, kata dia, akan dimasukkan dalam satu grup WhatsApp sementara santri penghapal Alquran nantinya akan dicari oleh SIDAQ. Di dalam grup WA, donatur bisa mendapat laporan terkait progress hafalan Alquran dari para santri.

"Ngeliat santri hapalannya berapa dan ini udah jalan dalam satu bulan ini secara prototipe," kata Rendy.

Intinya, kata Rendy, semua orang sekarang bisa memiliki santri. Namun, yang disebut santri asuh ini berbeda dari santri pada umumnya karena santri ini merupakan para penghapal Alquran.

"Jadi ini infaq yang multiplier effect-nya luar biasa. Rp 3 juta untuk satu santri, kontraknya 36 bulan. Jadi Rp 100.000 kita minta donatur komit 36 bulan. 1 grup 30 orang," paparnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga kini tengah mengejar program Rumah Cetak Huffadz (RCH). Masyarakat yang memiliki rumah lebih, bisa menyerahkan hak pakainya untuk digunakan sebagai pondok bagi para santri penghapal Alquran selama 3 tahun.

"SHM (sertifikat hak milik) simpen, hak pakainya serahkan, maka wakaf hak pakai. Kontrak 3 tahun diserahkan pada SIDAQ, lalu rumahnya berubah jadi pondok," kata Rendy.

Rendy mengatakan, bersama SIDAQ, pihaknya menargetkan 2.000 santri bisa masuk di program ICH dengan  penghimpunan dana yang dibidik mencapai sekitar Rp 6 miliar. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement