Sabtu 24 Dec 2022 14:45 WIB

Aksi Mogok Perawat Inggris Berlanjut Hingga Tahun Depan

Perawat menuntut kenaikan gaji di tengah inflasi yang mencapai 10 persen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perawat berpartisipasi dalam protes di luar Rumah Sakit St. Thomas di London, Kamis, 15 Desember 2022. Perawat di Inggris, Wales, dan Irlandia melakukan pemogokan terbesar dalam sejarah Royal College of Nursing (RCN). Hingga 100.000 anggota akan keluar di 65 organisasi NHS.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Perawat berpartisipasi dalam protes di luar Rumah Sakit St. Thomas di London, Kamis, 15 Desember 2022. Perawat di Inggris, Wales, dan Irlandia melakukan pemogokan terbesar dalam sejarah Royal College of Nursing (RCN). Hingga 100.000 anggota akan keluar di 65 organisasi NHS.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Petugas kesehatan Inggris akan memperpanjang aksi mogok hingga Januari 2023. Royal College of Nursing mengatakan, ribuan perawat dijadwalkan melakukan aksi mogok pada 18 dan 19 Januari untuk menuntut kenaikan gaji di tengah inflasi.

"Saya tidak ingin memperpanjang perselisihan ini, tetapi perdana menteri telah meninggalkan kami tanpa pilihan," kata Sekretaris Jenderal Royal College of Nursing Pat Cullen, dilaporkan Aljazirah pada Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan kepada wartawan bahwa, dia sedih dan kecewa dengan pemogokan yang meluas. Tetapi Sunak tetap menolak tuntutan kenaikan gaji. Dia berpendapat bahwa penolakan tuntutan kenaikan gaji adalah hal yang benar untuk menyelamatkan ekonomi jangka panjang.

Inflasi di Inggris pada November mencapai 10,7 persen. Inflasi didorong oleh kenaikan harga makanan dan energi setelah pandemi Covid-19, dan invasi Rusia ke Ukraina.