REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Arab Saudi mengambil kesempatan yang diberikan oleh Pertemuan Permusyawaratan Islam pertama di Maroko, yang dimulai pada Rabu lalu, untuk memamerkan budayanya, dengan menampilkan pajangan koin bersejarah dan kopi tradisional.
Pertemuan tersebut meliputi diskusi tentang pengetahuan sebagai indikator pembangunan di dunia Islam, serta sesi ke-43 Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam (ISESCO).
Dilansir dari Ahram, Sabtu (24/12/2022), pertemuan selama empat hari di ibukota Maroko, Rabat dihadiri oleh beberapa pejabat pendidikan dan kebudayaan dari 54 negara Islam. Pameran koin diresmikan oleh Direktur Jenderal ISESCO Salem bin Muhammad Al-Malik, di bawah naungan Menteri Kebudayaan Saudi Pangeran Badr bin Abdullah bin Farhan, Wakil Menteri Pendidikan untuk Kerjasama Internasional Saleh bin Ibrahim Al-Qasoumi dan Sekretaris Jenderal Komite Nasional Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Ahmed bin Abdulaziz Al-Bulahid.
Koin-koin yang ditampilkan dalam pameran tersebut bersumber dari Perpustakaan Umum Raja Abdulaziz. Direktur perpustakaan Bandar Al-Mubarak mengatakan perpustakaan menyediakan manuskrip dan koin terpenting dari berbagai periode. Mereka mengungkapkan aspek sejarah kuno di banyak negara Islam, menunjukkan perkembangan mereka dari satu periode ke periode berikutnya.
Dia menjelaskan orang-orang Arab dulu bertransaksi menggunakan mata uang Bizantium, Sasanian dan lainnya, sebelum khalifah Umayyah Abd Al-Malik ibn Marwan (647-705 M) memprakarsai Arabisasi uang Arab Islam secara bertahap. Pameran tersebut menampilkan model dinar dan dirham Bani Umayyah dari periode yang berbeda, mulai dari tahun 697-743 Masehi.