Ahad 25 Dec 2022 17:15 WIB

Ridwan Saidi Dinilai Jadi Penjaga Literasi Islam dan Betawi

Al Irsyad sebut Ridwan Saidi merupakan penjaga literasi Islam dan Betawi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bilal Ramadhan
Jenazah budayawan Ridwan Saidi saat akan dimakamkan ke TPU Karet Bivak, Jakarta, Ahad (25/12/2022).
Foto: Eva Rianti/Republika
Jenazah budayawan Ridwan Saidi saat akan dimakamkan ke TPU Karet Bivak, Jakarta, Ahad (25/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Budayawan Ridwan Saidi dikabarkan meninggal dunia di RSPI Bintaro, Tangerang Selatan, pagi ini. Pusat Dokumentasi & Kajian Al-Irsyad Bogor menyampaikan turut berduka cita dan kehilangan atas wafatnya beliau.

"Dunia kebudayaan dan sejarah Indonesia, terkhususnya sejarah dan budaya Betawi, hari ini pasti merasakan duka yang teramat dalam atas berpulangnya ke rahmatullah, seorang tokoh yang akrab kami sapa dengan panggilan Babeh Ridwan ini," ujar Ketua Pusat Dokumentasi & Kajian Al-Irsyad Bogor, Abdullah Abubakar Batarfie, dalam pesan yang diterima Republika, Ahad (25/12/2022).

Baca Juga

Ridwan Saidi dikenal sebagai seorang politisi kawakan, pemikir, penulis, sastrawan dan budayawan ini. Bahkan, ia dapat disebut sebagai penjaga gawang Betawi, yang kental dalam mempertahankan tradisi Islam.

Abdullah juga menyebut sosoknya mungkin dapat dikatakan sebagai generasi terakhir yang begitu fasih melafalkan semua aspek sejarah dan budaya Betawi, dengan segudang karya tulisnya yang telah beliau bukukan.

Al-Irsyad disebut sangat dekat dengan almarhum. Hubungan dekat ini terjalin sejak kedekatan sang ayah Abdurrahim bin Sa'idi dengan pendiri Al-Irsyad, Syaikh Ahmad Surkati.

Dalam satu kesempatan, almarhum pernah bercerita kediaman tokoh Pembaharu Islam Indonesia yang disapanya dengan panggilan mualim Surkati ini, berikut madrasah Al-Irsyad yang dirintisnya, sudah menjadi rumah keduanya. Hal ini karena hampir sebagian besar aktivis senior Al-Irsyad di Jakarta merupakan sahabat-sahabat kecilnya,salah satunya almarhum Husein Badjerei.

"Jarak antara rumah kelahiran dan masa kecil Babe Ridwan di Gang Arab, Sawah Besar, dengan kediaman Mualim Surkati di Gang Solang,tidak begiitu jauh dan hanya ditempuh dengan berjalan kaki," lanjutnya.

Bagi Al-Irsyad, Babeh Ridwan merupakan sosok yang memberi banyak informasi dan sejarah berharga tentang Al-Irsyad. Jejak keberadaan Al-Irsyad banyak tersebar dan masih dapat dijumpai di ibu kota Jakarta.

Hal ini berlaku sejak keberadaan Syaikh Ahmad Surkati di Kampung Pekojan sebagai kampung Arab pertama di Batavia dan tempat lainnya. Kampung Pekojan merupakan kota di mana Syaikh Surkati untuk pertama kalinya menetap hingga wafat, sejak kedatangannya di Batavia pada bulan Maret 1911.

Informasi berharga dari almarhum Ridwan Saidi ini dapat dipastikan tidak akan ditemukan di sumber manapun. Hal ini sama seperti saat Syaikh Ahmad Surkati terkena badai fitnah, karena membantu keluarga "kaum digulis".

Kala itu, istri dan keluarga para pejuang kemerdekaan ditahan oleh penjajah Belanda di Digul, termasuk foto Surkati saat pidato dan dikawal oleh Bang Jeni, jagoan betawi yang terkenal. Sayang, foto itu menurut beliau hilang karena banjir.

Dalam bukunya Islam dan Nasionalisme di Indonesia, Ridwan Saidi disebut banyak mengungkpan fakta sejarah tentang peran kebangsaan yang dilakukan oleh Syaikh Ahmad Surkati dan Al-Irsyad, terutama kiprah dan kontribusinya sebagai mentor dalam gerakan Jong Islamieten Bond (JIB).

Sebagai seorang budayawan dan sejarawan yang kritis, semua sejarah yang dituturkannya bernas dan sangat ilmiah. Ia didukung dengan data dan fakta, yang kesemuanya bersumber pada informasi dari sumber di zamannya.

Ketua Pusat Dokumentasi & Kajian Al-Irsyad Bogor ini juga menyebut sebagai penulis buku tentang seluk beluk sejarah dan kebudayaan Betawi, Babe Ridwan merupakan penjaga literasi budaya dan sejarah kota Jakarta. Hal ini ia lakukan melalui karya-karyanya yang monumental, yang mana disantap dan dilahap habis oleh jutaan para pembacanya. 

"Selamat Jalan Babeh Ridwan, Semoga dedikasimu menjadi inspirasi kita semua dan semoga amal baikmu diterima, baik iman dan Islamnya, husnul khatimah insya Allah," lanjut dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement