Senin 26 Dec 2022 12:07 WIB

Pesan Syekh Athaillah, Jangan Meragukan Janji Allah yang Belum Terwujud

Allah SWT lebih mengetahui sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Salah satu ornamen lafadz Allah di Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Selasa (6/12/2022). Pesan Syekh Athaillah, Jangan Meragukan Janji Allah yang Belum Terwujud
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Salah satu ornamen lafadz Allah di Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Selasa (6/12/2022). Pesan Syekh Athaillah, Jangan Meragukan Janji Allah yang Belum Terwujud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengingatkan manusia agar tidak meragukan janji Allah SWT yang belum terwujud. Jika sampai seseorang meragukan janji Allah SWT maka pandangan mata hatinya akan rusak dan cahaya jiwanya akan padam.

"Jangan sampai tidak terwujudnya suatu janji membuat kamu meragukan janji Allah SWT walaupun waktunya telah jelas. Agar hal itu tidak merusak pandangan mata hati kamu dan memadamkan cahaya jiwa kamu." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)

Baca Juga

Jangan sampai kamu meragukan janji Allah SWT, ketika suatu hari kamu merasa bahwa janji-Nya tidak kunjung terwujud. Misalnya, Allah SWT menjanjikan kemenangan bagi orang-orang mukmin dalam setiap peperangan menghadapi kaum kafir dan kaum musyrikin, serta akan berkuasa di muka bumi ini.

Kemudian kamu mendapati justru sebaliknya, umat Islam selalu menelan kekalahan, melarat, dan hidup di jurang kehancuran. Kemudian di dalam hati kamu bertanya, "Di mana janji Allah SWT?"

Bukan berarti Allah SWT tidak menunaikan janji-Nya, namun waktunya belum tepat menurut-Nya, walaupun menurut kamu waktunya sudah tepat. Bisa jadi, semua ele­men yang dibutuhkan belum disiapkan untuk menghadapi kemenangan umat Islam. Sehingga, jika diberikan keme­nangan sekarang maka mereka akan hancur dengan mudah. Akhirnya, yang tersisa hanyalah penyesalan belaka.

Allah SWT lebih mengetahui sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya, serta waktu yang tepat untuk diberikan. Jangan memprotes, mengkritik atau berburuk sangka kepada­-Nya, sebab hal itu justru akan memadamkan pandangan batin kamu. Sehingga, kamu sulit mendapatkan hidayah dan makrifat-Nya. Ujung-ujungnya, kamu akan hidup dalam kegelapan dan terus larut dalam kemaksiatan.

Hal ini dijelaskan Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

رَبَّنَآ اِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ࣖ

Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya.” Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS Ali Imran: 9).

Jangan sampai kamu meragukan janji-Nya, sebab itu adalah bukti kelemahan iman kamu. Jika iman kamu lemah maka keislaman kamu patut dipertanyakan. Jika Allah SWT sudah menjanjikan sesuatu maka percayalah bahwa Dia akan memenuhinya pada waktunya, bukan pada waktu yang kamu inginkan.

Jika kamu mendapatkan taufiq-Nya, maka janji-Nya akan ditunaikan sesuai dengan waktu yang kamu inginkan. Maka, janganlah pernah bosan untuk memohon taufiq­-Nya, agar kamu berhasil mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan, dan tepat pada waktu yang kamu inginkan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement