'Ekosistem Inovasi Nasional Bawa Multiplier Effect untuk Kemandirian'

Red: Fernan Rahadi

Inovasi. Ilustrasi
Inovasi. Ilustrasi | Foto: ipdigit.eu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akselerasi dan integrasi ekosistem inovasi nasional dinilai perlu diprioritaskan. Hal tersebut disebabkan ekosistem inovasi tersebut membawa efek ganda (multiplier effect) untuk kemandirian.

"Untuk kemandirian dan kemajuan bangsa ini harus ada akselerasi, semua terkait ekosistem inovasi Indonesia yang terintegrasi secara nasional," ujar Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Marsudi Wahyu Kisworo, dalam webinar Week-III Business Ecosystem Talks, Kamis (22/12/2022) lalu.

Diskusi yang diselenggarakan sekelompok komunitas inovasi nasional dengan masyarakat tersebut mengambil tema Unlocking Collabs Opportunity, di mana terdapat empat kelas ruang diskusi untuk menghangatkan kembali hasil G20 antara lain membahas soal pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga bisnis.

Prof Marsudi yang juga merupakan komisaris independen di salah satu Holding BUMN tersebut menerangkan ekosistem inovasi adalah sebagai kewirausahaan berorientasi inovasi, dimana intinya adalah entrepreuneurship yang harus merupakan akselerasi dari kultur, kebijakan, pasar, human capital, termasuk semua dukungan terkait. 

Pendekatan tersebut juga sejalan dengan disampaikan oleh Founder Accelerator.id dan Chief Strategy & Technology Officer Holding Kalla Group, Achmad Soegiarto.

"Sekarang saatnya memprioritaskan akselerasi dan integrasi ekosistem inovasi nasional, khususnya Green Ecosystem dengan Green Technology yang perlu menjadi prioritas. (Hal itu) merupakan perpaduan ideal dalam rangka mendukung komitmen kuat Indonesia menjadi negara maju pada usia emas 100 tahun Indonesia 2045, maupun Net Zero Emission (netralitas karbon-Red) yang ditargetkan akan tercapai di tahun 2060 atau lebih awal," ujarnya.

Webinar tersebut juga diikuti oleh empat startup nasional yang merupakan wakil Top-20 dan Top-5 dari Kalla Startup Hunt 2022, di mana mereka memberikan pandangan-pandangan agar masyarakat perlu berperan aktif mengisi hasil G20, sejalan dengan antisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi, berpikir untuk Indonesia, serta merupakan contoh baik dalam penguatan ekosistem nasional. 

Dalam webinar yang diikuti 300 peserta tersebut para CEO startup memberi pandangan soal penguatan-penguatan untuk masyarakat ke depan serta solusinya, antara lain bidang pendidikan bersama CEO Educourse Mutiara Hikma M, terkait bisnis dan keuangan bersama Founder Sahamology, Luqman El Hakiem, bidang kesehatan bersama CEO & Co-Founder Psikku Nafi Putrawan, dan bidang penguatan ekonomi dan UMKM bersama CEO dan Co-Founder Tumbasin, Bayu Mahendra S.

Kesimpulan enutup dari diskusi tersebut disampaikan oleh ahli pemasaran nasional sekaligus Managing Director Inventure, Yuswohady. "Pada era kolaborasi saatnya sekarang, di tengah market uncertainty belakangan ini, terdapat pilar brand collab advantage yang harus diperhatikan yaitu Leverage Brand Audience, Align Brand Identity, dan Synergize Brand Asset, yang harus diperhatikan betul," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Erick Thohir Dorong Anak Muda Jadi Trendsetter Inovasi

PNM Gelar Innovation Festival 2022 

UKM Kompor UPI Ciptakan Inovasi Alat Bantu Komunikasi Pasien Stroke Berat

SCG Indonesia Dorong Wujudkan Ekonomi Hijau Setiap Produk Konstruksi

Perawat di Kediri Buat Inovasi e-Lahab

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark