Senin 26 Dec 2022 18:51 WIB

BPBD: 1.674 Warga Kabupaten Kupang Terdampak Bencana Banjir

Banjir melanda Kupang setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu selama dua hari

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Banjir melanda Kupang setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu selama dua hari. Ilustrasi.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Banjir melanda Kupang setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu selama dua hari. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan 1.674 orang warga terdampak bencana alam banjir yang melanda Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Ahad (25/12/2022).

"Berdasarkan pendataan dilakukan BPBD bahwa warga yang terdampak bencana alam di Kabupaten Kupang mencapai 1.674 orang," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Kupang Elfrid V Saneh ketika dihubungi di Kupang, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Banjir terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai di Kabupaten Kupang setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu selama dua hari. Menurut Elfrid, 1.674 warga yang terdampak banjir itu tersebar di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Desa Benu dan Kelurahan Takari Kecamatan Takari, dan Desa Pariti Kecamatan Sulamu.

Ia menjelaskan rumah penduduk yang terendam banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Oecusse Timor Leste itu mencapai 369 unit. Elfrid menambahkan dalam bencana alam itu terdapat tujuh unit rumah penduduk yang dinyatakan hilang setelah hanyut terbawa banjir dalam peristiwa itu.

"Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kupang itu mengakibatkan 25 kepala keluarga harus mengungsi setelah tujuh rumah mereka hanyut terbawah banjir," kata Elfrid.

Selain merendam ratusan rumah penduduk, banjir juga merusak empat unit jembatan yang menghubungkan sejumlah wilayah di daerah itu. Keempat jembatan yang rusak berat yaitu jembatan Bokong-Lelogama yang merupakan jembatan strategis menuju kawasan pegunungan Timau yang menjadi lokasi pembangunan Observatorium milik Lapan, jembatan yang menghubungkan jalan Oben-Bone Kecamatan Nakamese, dan jembatan Siumolo Kecamatan Fatuleu Tengah.

"Keempat jembatan mengalami rusak berat sehingga tidak bisa lagi dilintasi kendaraan umum karena sangat membahayakan keselamatan para pengguna jalan," kata Elfrid.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Kupang telah menyalurkan bantuan tanggap darurat untuk warga terdampak bencana di dua lokasi yang kondisinya berat yaitu di Paritit Kecamatan Sulamu dan Takari Kecamatan Takari. Elfrid juga mengatakan untuk membantu para korban bencana telah dibangun dapur umum di dua lokasi agar kebutuhan makan bagi para korban bencana tetap terpenuhi dengan baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement