Selasa 27 Dec 2022 00:30 WIB

Survei: Anak Muda di Bandung tidak Tertarik Politik Praktis

Survei menunjukkan anak muda di Bandung menjaga jarak dari politik

Rep: M. Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menjalani tes tertulis dengan metode Computer Assisted Test (CAT) di SMPN 5 Kota Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Selasa (6/12/2022). Survei menunjukkan anak muda di Bandung menjaga jarak dari politik. Ilustrasi.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menjalani tes tertulis dengan metode Computer Assisted Test (CAT) di SMPN 5 Kota Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Selasa (6/12/2022). Survei menunjukkan anak muda di Bandung menjaga jarak dari politik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Lembaga survei Bandung School of Democracy mengungkapkan anak-anak muda di Kota Bandung mayoritas tidak tertarik dengan isu politik praktis. Sedangkan sebagian kecil masih tertarik terhadap isu-isu politik di Kota Bandung.

"Anak muda kurang tertarik politik 37,2 persen. Anak muda di Bandung menjaga jarak dari politik," ujar Direktur Bandung School of Democracy Fahmi Iss Wahyudy kepada wartawan saat acara Proyeksi dan Dinamika Politik Anak Muda Kota Bandung tahun 2023, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Tidak hanya itu, survei menunjukkan 59 persen anak muda tidak pernah memanfaatkan media sosial untuk membahas politik. Mereka pun sekitar 40 persen tidak pernah membicarakan politik saat berkumpul dengan teman lainnya.

Fahmi melanjutkan banyak dari mereka yang tidak tertarik mengikuti berita-berita politik. Kondisi anak muda yang apolitis terhadap politik diduga karena berbagai hal di antaranya kondisi perpolitikan nasional.

Padahal, ia mengatakan masa depan bangsa bergantung kepada anak muda. Dengan demikian apabila anak muda apolitis maka isu regenerasi akan mencuat dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya tokoh yang merepresentasikan sosok muda dalam survei calon Wali Kota Bandung pada tahun 2024.

Ketua KNPI Kota Bandung Edwin Khadafi mengatakan anak muda di Kota Bandung kurang lebih mencapai satu juta orang. Namun, representasi perwakilan anak muda di legislatif yang berusia di bawah 40 tahun minim.

Ia mengatakan anak muda banyak melihat politik sebagai ajang berebut kekuasaan, sikut-sikutan, berbagi kue kekuasaan, dan hal-hal yang bersifat negatif. Kondisi tersebut membuat anak muda tidak ingin masuk ke dunia politik.

"Anak muda melihat politik dari kacamata informasi. Politik bicara merebut kekuasaan, sikut sikutan, berbagi kue kekuasaan, dan tendesi negatif. Hal itu membuat anak muda memilih tidak masuk ke politik," katanya.

Oleh karena itu, Edwin mendorong agar anak muda dapat terjun ke dunia politik. Salah satu program yang digencarkan yaitu pemuda gembira, mengajak anak muda terjun ke politik dengan konsep saling merangkul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement