Kadin Jatim Siapkan Tiga Langkah Strategis Jaga Kinerja Ekonomi
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Truk trailer melintas di lapangan penumpukan kontainer di terminal petikemas Surabaya (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi tren ekspor Indonesia di 2023 bakal mengalami penurunan hingga 20 persen menyusul terjadinya krisis ekonomi dan stagflasi di banyak negara. Situasi tersebut mengakibatkan anjloknya permintaan secara global.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, agar kinerja ekonomi dalam negeri, khususnya Jatim, tetap berjalan normal, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.
"Ada tiga prioritas utama yang akan kami lakukan di 2023 hingga kami optimistis kinerja ekonomi Jatim bakal tetap tumbuh sebesar 5,72 persen," kata Adik, Selasa (27/12/2022).
Dijelaskan, langkah pertama dengan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara dengan pertumbuhan yang masih stabil melalui misi dagang, seperti yang telah dilakukan Kadin bersama Pemprov Jatim ke Arab Saudi dan Malaysia.
Malaysia menjadi prioritas negara tujuan ekspor karena ekonominya masih cukup bagus. Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi.
"Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut," ujarnya.
Adik mengungkapkan, sejauh ini Kadin Jatim juga ditugasi untuk mengelola Export Center Surabaya (ECS) yang memiliki misi membina Usaha Mirko Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor 2023. Realisasi ekspor melalui ECS diprediksi akan mencapai 150 juta dolar AS, meningkat dari realisasi tahun ini yang hanya 106,588 juta dolar AS.
Di sisi lain, lanjut Adik, perdagangan dalam negeri juga harus digenjot. Kadin Jatim secara berkelanjutan mengikuti misi dagang antar provinsi yang digelar pemprov. "Ini juga sebagai alternatif pasar bagi komoditas ekspor yang pertumbuhannya terkontraksi, sehingga tidak sepenuhnya berorientasi ekspor seperti garmen dan alas kaki," katanya.
Prioritas kedua dengan mendorong peningkatan investasi luar negeri dalam rangka hilirisasi atau down streaming industri sekunder berbasis agro, pertambangan mineral, serta pariwisata. Harapannya, Indonesia khususnya Jatim menjadi pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia.
Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi. Karena pada 2031, Indonesia mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif mencapai 201 juta jiwa.
"Ini kalau disiapkan akan jadi bonus tetapi jika tidak disiapkan justru akan menjadi malapetaka. Kadin Jatim bersama Kadin Institute memiliki komitmen besar dalam peningkatan SDM. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas ketiga program Kadin di tahun depan," ujarnya.