REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan India untuk menerapkan formula perdamaian. Hal itu disampaikan Zelensky saat melakukan percakapan via telepon dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
“Saya melakukan panggilan telepon dengan PM Narendra Modi dan berharap kepresidenan (India di) G20 sukses. Di platform inilah saya mengumumkan formula perdamaian dan sekarang saya mengandalkan partisipasi India dalam implementasinya,” tulis Zelensky lewat akun Twitter resminya, Senin (26/12/2022).
Zelensky tak mengungkap detail formula perdamaian yang disinggungnya. Sejauh ini, India masih “menolak” bergabung dengan Barat dalam mengecam agresi Rusia ke Ukraina.
Narendra Modi sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organization (SCP) yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, 16 September lalu.
Dalam pertemuan itu, Modi menyampaikan kepada Putin bahwa saat ini bukan waktunya untuk perang. “Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang ini,” kata Modi kepada Putin dalam pertemuan tersebut. Modi pun menyampaikan bahwa demokrasi, diplomasi, dan dialog adalah serangkaian faktor yang menjaga dunia tetap bersama.
Merespons pernyataan Modi, Putin mengungkapkan bahwa dia memahami kekhawatiran pemimpin India itu terkait konflik di Ukraina.
“Saya tahu tentang posisi Anda dalam konflik di Ukraina, dan saya tahu tentang kekhawatiran Anda. Kami ingin semua ini berakhir secepat mungkin,” ucap Putin.
Selain itu, Putin sempat menyinggung tentang ekspor pupuk Rusia ke India. “Perdagangan kita berkembang, berkat tambahan pasokan pupuk Rusia ke pasar India, yang telah tumbuh lebih dari delapan kali lipat. Saya berharap ini akan sangat membantu sektor pertanian India,” katanya.
Sementara itu India sendiri telah meningkatkan pembelian minyak murah Rusia enam kali lipat sejak perang di Ukraina pecah pada Februari lalu. Menurut laporan media-media domestik India, saat ini Moskow menjadi pemasok minyak mentah utama negara tersebut. India sempat menyampaikan bahwa dengan jutaan warga miskin di negara mereka terpukul keras oleh kenaikan harga komoditas global akibat perang, pemerintah tidak punya pilihan selain membeli minyak termurah.