Selasa 27 Dec 2022 13:03 WIB

Kepala BNPB Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Saat Liburan

Kepala BNPB meminta masyarakat tetap mewaspadai cuaca saat libur akhir tahun.

Red: Bilal Ramadhan
Wisatawan menikmati panorama di kawasan wisata Gua Sarang pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sabang, Aceh, Ahad (25/12/2022). Kepala BNPB meminta masyarakat tetap mewaspadai cuaca saat libur akhir tahun.
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Wisatawan menikmati panorama di kawasan wisata Gua Sarang pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sabang, Aceh, Ahad (25/12/2022). Kepala BNPB meminta masyarakat tetap mewaspadai cuaca saat libur akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan risiko bencana saat sedang berlibur selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. Karena, bencana bisa datang setiap saat dalam waktu yang singkat.

"Boleh saja berwisata boleh saja berlibur, tetapi lihat cuaca ya, lihat kondisi jangan maksa kalau sudah hujan ya berhenti, kalau berada di kerendahan lari ke tempat ketinggian, kalau di tempat yang sempit sembunyi di tempat yang terbuka. Termasuk juga yang tinggal di lembah jika hujan berturut-turut ya sementara tinggalkan rumahnya sementara dan mengungsi ke tetangganya yang kebetulan mempunyai rumah atau tempat yang aman," tutur Suharyanto dalam Konferensi Pers, Selasa (27/12/2022).

Baca Juga

Karena, belajar dari pengalaman terjadinya bencana khususnya cuaca ekstrim, gempa, tanah longsor dan banjir terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

"Kita ketahui, setiap bencana itu tidak dalam waktu lama, kalau kita lihat bencana Cianjur, kejadian gempa 7 detik akibatnya sampai 60.000 rumah lebih yang hancur, yang meninggal 600 lebih. Itu menunjukkan bahwa memang kita tinggal di daerah rawan bencana dan bencana itu bisa datang setiap saat dalam waktu yang singkat, tetapi akibatnya sungguh sangat memprihatinkan," terang Suharyanto.

Oleh karenanya, ia terus meminta kepada masyarakat untuk bisa memiliki kepekaan bila terjadi cuaca ekstrem di sekitarnya. Ia pun mencontohkan, bila selama perjalanan terjadi hujan lebat lebih dari satu jam, maka harus dipastikan jarak pandang pengemudi masih bisa terlihat.

"Kalau sudah enggak kelihatan jarak beberapa meter sudah enggak kelihatan orang itu harus sudah hati-hati," tegasnya.

Kemudian, jika saat cuaca ekstrem sedang berada di tempat yang rendah maka harus bergegas mencari tempat yang aman. Saat berkunjung ke tempat makan pun harus diperhatikan apakah lokasinya aman.

"Jadi saat cuaca ekstrem dan berada di tempat yang rendah, segera cari tempat yang aman, kalau berteduh misalnya di rumah makan yang kebetulan di belakangnya tebing harus segera pindah itu karena pengalaman selama ini itu yang terjadi kita lihat yang di Cianjur yang Warung Sate Shinta itu itu hanya hitungan detik beberapa puluh orang yang kena,"ujarnya.

BMKG memprakirakan seluruh wilayah Indoneseia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. Kepala BMKG Dwikorita meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

"Waspadai risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi," kata Dwikorita dalam keterangan, Selasa (27/12/2022).

Cuaca ekstrem ini akibat dari dampak tadi seruak udara dingin dari Tibet dan menguatnya monsun Asia serta masuknya Median Julian Oscillation yaitu arak-arakan awan hujan dari arah Afrika dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, serta labilitas fenomena-fenomena atmosfer di wilayah kepulauan Indonesia.

Baca juga : Jika Ada Bencana di DKI, Heru Imbau Perkantoran Terapkan Kerja dari Rumah

Ia juga menambahkan, ada beberapa titik di wilayah Tol Trans Jawa yang berpotensi banjir. Wilayah tersebut adalah Tol Cipali KM 136, KM 151 dan ruas jembatan Cipunegara di daerah Subang. Dwikorita juga menyampaikan imbauan menghadapi perkembangan cuaca yang dinamis saat ini.

“Jangan merusak lingkungan ya, hati-hati dan peringatan dini cuaca ekstrem. Segera menjauh dari lokasi yang rawan misalnya sungai bantaran sungai dari lereng-lereng yang rawan longsor ya, dan potensi angin kencang juga masih dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga segera mencari perlindungan bila ada peringatan dini cuaca ekstrem,” kata Dwikorita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement