REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan wisatawan nusantara lebih tertarik berlibur ke wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kondisi tersebut menyebabkan okupansi atau tingkat hunian hotel di Jawa Barat meleset dari target. "Daya orang lebih tertarik ke Jawa Tengah dan Yogyakarta melalui Tol Cipali pengaruh. Kalau tidak berhati-hati siap-siap wisatawan nusantara di Jabar bisa beralih ke sana, Yogya cukup ramai," ujar Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar saat dihubungi, Selasa (27/12/2022).
Dengan situasi tersebut, ia mengungkapkan pemerintah daerah harus betul-betul mempersiapkan program promosi. Tidak hanya itu, mereka harus berkolaborasi dengan industri dan sektor keamanan.
Pascapandemi, ia mengatakan perbaikan ekonomi tengah dilakukan dan saat ini memasuki masa pemulihan. Oleh karena itu perlu didukung oleh anggaran promosi dari pemerintah. "Anggaran dinas kecil padahal provinsi pariwisata," katanya.
Herman melanjutkan PHRI mendapatkan informasi jika terdapat petugas Satpol PP yang melakukan razia di hotel. Ia mengkritik razia tersebut sebab dapat menghambat tingkat hunian wisatawan yang menginap. "Ada info tadi razia Satpol PP ke hotel-hotel, ada pemberitahuan dari Menpar tidak boleh ada razia ke hotel ini menghambat orang. Bagaimana menciptakan kondisi kondusif jangan ditakuti-takuti dengan acara razia," ungkapnya.
PHRI, Herman menambahkan target okupansi atau hunian hotel pada libur Natal kemarin meleset dari target yang ditetapkan. Meski begitu, terdapat peningkatan kunjungan walau tidak signifikan. "Peningkatan ada tapi peningkatan belum mencapai target baik pemerintah daerah sebesar 18 juta orang, kalau PHRI target 80 persen untuk Kota Bandung, 60-65 persen untuk Jabar rupanya tidak tercapai," ujarnya.
Target yang tidak tercapai, ia menuturkan disebabkan faktor cuaca yang tidak bersahabat. Selain itu faktor bencana gempa yang terjadi di Cianjur dikhawatirkan wisatawan padahal saat ini momen libur sekolah.