REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Prof KH Noor Achmad mengatakan jangan sampai ada penyimpangan syari, regulasi, dan NKRI di lembaga amil zakat (LAZ).
"Diharapkan semua LAZ berprinsip pada aman syari, aman regulasi dan aman NKRI, sehingga dengan demikian, apa yang menjadi kekuatan kita dalam rangka untuk pengumpulan ZIS se-Indonesia betul-betul didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut," ujar Kiai Noor saat konferensi pers Rapat Koordinasi Lembaga Amil Zakat Nasional 2022, Selasa (27/12/2022).
Baznas menyelenggarakan Rapat Koordinasi Lembaga Amil Zakat Nasional 2022 di Jakarta hari ini. Rapat untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan seluruh organisasi pengelolaan zakat dan LAZ. Selain itu, melakukan konsolidasi penguatan LAZ seluruh Indonesia.
Rapat bertujuan meraih cita-cita mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebanyak-banyaknya. Sehingga dana tersebut dapat diberikan secara lebih luas ke masyarakat yang membutuhkan atau mustahik.
"Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) kami termasuk di dalamnya adalah LAZ, kemarin target kami (menghimpun) Rp 26 triliun, alhamdulillah laporannya (sudah terhimpun) Rp 21,5 triliun itu (oleh) Baznas dan seluruh LAZ se-Indonesia," kata Kiai Noor.
Dia menambahkan, di akhir tahun setelah laporan penghimpunan mencapai 100 persen, diharapkan sampai Rp 26 triliun totalnya. Baznas dan LAZ seluruh Indonesia menargetkan pengumpulan dana ZIS sebesar Rp 33 triliun pada 2023. Tentu untuk mencapai target itu dibutuhkan usaha yang kuat dari Baznas dan LAZ.
"Tugas manusia itu kita menyelamatkan manusia yang berzakat, tugas kemanusiaan kita memberikan kepada para mustahik terutama sekarang ini dalam rangka mengentaskan kemiskinan ekstrem dan kemiskinan," kata Kiai Noor.