Selasa 27 Dec 2022 15:17 WIB

Joe Biden Deklarasikan Keadaan Darurat di New York 

Status darurat di New York berlaku mulai 23 Desember 2022 akibat badai salju.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden berpartisipasi dalam pengarahan tentang badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat di Oval Office Gedung Putih, Kamis, 22 Desember 2022, di Washington.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden berpartisipasi dalam pengarahan tentang badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat di Oval Office Gedung Putih, Kamis, 22 Desember 2022, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui deklarasi keadaan darurat di Negara Bagian New York. Hal itu menyusul dampak parah yang dialami wilayah tersebut akibat badai musim dingin Elliot.

“Hari ini, Presiden Joseph R Biden Jr menyatakan bahwa ada keadaan darurat di Negara Bagian New York serta memerintahkan bantuan Federal untuk melengkapi upaya tanggapan negara bagian dan lokal karena kondisi darurat akibat badai musim dingin yang parah yang dimulai pada 23 Desember 2022, dan berlanjut,” kata Gedung Putih dalam keterangan yang diunggah di situs webnya, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Keputusan Biden tersebut memberi wewenang kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) untuk mengoordinasikan semua upaya bantuan bencana. Tujuan utamanya mengurangi kesulitan dan penderitaan yang disebabkan oleh keadaan darurat pada penduduk lokal. Kedua lembaga tersebut pun diperintahkan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan langkah-langkah darurat.

photo
Dalam gambar drone ini, salju menyelimuti lingkungan, Ahad, 25 Desember 2022, di Cheektowaga, Nwy York, Amerika Serikat. Jutaan orang berjuang melawan cuaca beku yang dalam pada Ahad pagi untuk keluar dari badai dingin yang telah menewaskan sedikitnya 24 orang di seluruh Amerika Serikat dan diperkirakan akan merenggut lebih banyak nyawa setelah menjebak beberapa penduduk di dalam rumah dengan timbunan salju dan mematikan listrik ke beberapa ratus ribu rumah dan bisnis. - (John Waller via AP)

“Secara khusus, FEMA diberi wewenang mengidentifikasi, memobilisasi, dan menyediakan atas kebijakannya sendiri, peralatan serta sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi dampak keadaan darurat. Tindakan perlindungan darurat (Kategori B), termasuk bantuan Federal langsung, di bawah program Bantuan Publik akan diberikan dengan 75 persen pendanaan Federal,” kata Gedung Putih.

Pada Senin lalu, terdapat lebih dari 3.800 penerbangan dari maskapai-maskapai AS yang dibatalkan akibat badai musim dingin Elliot. Menurut layanan pelacakan penerbangan, FlightAware, dari lebih 3.800 penerbangan yang dibatalkan pada, sebanyak 2.800 di antaranya dioperasikan oleh maskapai Southwest Airlines. Maskapai yang berbasis di Dallas itu merupakan salah satu maskapai berbiaya rendah terbesar di dunia.

Southwest Airlines memperkirakan gangguan dalam lalu lintas penerbangan akibat Elliot masih akan berlanjut hingga fase perjalanan liburan Tahun Baru akhir pekan ini. "Tantangan berdampak pada pelanggan dan karyawan kami dengan cara yang signifikan yang tidak dapat diterima," kata Southwest Airlines dalam sebuah pernyataan.

Badai musim dingin Elliot dilaporkan telah menyebabkan setidaknya 60 warga AS meninggal. Sebagian besar korban berada di New York. Suhu dingin pun mengganggu pengoperasian pembangkit listrik. Ratusan ribu warga yang tersebar di sejumlah wilayah AS harus menghadapi pemutusan aliran listrik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement