Selasa 27 Dec 2022 16:59 WIB

Kerja Sama Baznas dan Aplikasi Kesan Gali Potensi Zakat Rp 327 T

Baznas dan aplikasi Kesan yakni aplikasi Islami karya anak negeri menjalin kerja sama

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Christiyaningsih
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjalin kerja sama dengan KESAN, salah satu mitra aplikasi Muslim, sebagai upaya meningkatkan kemudahan masyarakat dalam menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS).
Foto: istimewa
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjalin kerja sama dengan KESAN, salah satu mitra aplikasi Muslim, sebagai upaya meningkatkan kemudahan masyarakat dalam menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan aplikasi Kesan yakni aplikasi Islami karya anak negeri menjalin kerja sama. Baznas dan Kesan lewat teknologi smartphone ingin lebih bisa menggali potensi zakat di Indonesia yang potensinya sebesar Rp 327 triliun per tahun.

Chief Executive Officer (CEO) Kesan, Hamdan Hamedan, mengatakan menurut laporan Baznas, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 327 triliun per tahun. Potensi itu berasal dari zakat penghasilan, pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor lainnya.

Baca Juga

"Dari Rp 327 triliun, yang terealisasi baru sekitar Rp 71,4 Triliun atau sekitar 21 persen. Oleh sebab itu kami melihat masih banyak ruang untuk tumbuh," kata Hamdan saat konferensi pers kerja sama Baznas dan Kesan di Kantor Baznas RI belum lama ini.

Dari data 2021 diketahui Indonesia selain negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia dan jumlah populasi terbesar keempat di dunia, ternyata Indonesia juga negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia. Total pengguna smartphone di Indonesia mencapai 170 juta pengguna smartphone. Dengan kata lain penetrasi smartphone di dalam negeri telah mencapai 61,7 persen dari total populasi.

Hamdan menjelaskan mungkin yang hadir hari ini semuanya memiliki smartphone, jadi dengan smartphone itu terbuka kesempatan baru untuk memanfaatkan potensi zakat. Hal ini menunjukkan 61,7 persen dari total populasi Indonesia memanfaatkan smartphone mereka untuk berzakat secara online.

"Tentunya banyak umat Islam yang berzakat secara offline ini baik. Namun jika ada dari mereka yang ingin memanfaatkan teknologi atau aplikasi untuk berzakat untuk itulah Kesan dan Baznas hadir serta berkolaborasi untuk merealisasikan potensi zakat di Indonesia yang begitu dahsyat," ujar Hamdan.

Untuk diketahui, aplikasi Kesan telah diunduh lebih dari 700 ribu kali sejak 2019. Pengguna Kesan dari Sabang sampai Merauke bahkan ada di 40 negara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement