REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kisah tentang semut, tidak hanya disebutkan dalam Alquran, sejumlah riwayat hadits Rasulullah SAW juga pernah mengisahkan persentuhan nabi terdahulu dengan semut, selain Nabi Sulaiman alahissalam.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سَمِعْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقولُ: قَرَصَتْ نَمْلَةٌ نَبِيًّا مِنَ الأنْبِيَاءِ، فأمَرَ بقَرْيَةِ النَّمْلِ، فَأُحْرِقَتْ، فأوْحَى اللَّهُ إلَيْهِ: أنْ قَرَصَتْكَ نَمْلَةٌ أحْرَقْتَ أُمَّةً مِنَ الأُمَمِ تُسَبِّحُ
Dari Abu Hurairah RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Ada semut yang menggigit seorang nabi dari nai-nabi terdahulu lalu nabi itu memerintahkan agar membakar sarang semut-semut itu kemudian Allah mewahyukan kepadanya, firman-Nya: Hanya karena gigitan seekor semut maka kamu telah membakar suatu kaum yang bertasbih.” (HR Bukhari 1987: 4/75).
Dalam hadits dijelaskan seorang nabi sedang singgah dibawah pohon. Al-Karamaniy menyebutkan nabi yang dimaksud adalah Nabi Musa dalam Badr ad Din 22/73. Dia berteduh dekat dengan desa semut (qaryah an-naml).
Dia digigit oleh seekor semut. Dia memerintahkan agar barang bawaannya dijauhkan dari bawah pohon itu.
Lalu, dia memerintahkan agar rumah semut itu dibakar. Allah SWT mewahyukan kepadanya, "Mengapa tidak hanya satu ekor semut?"
Mungkin, kedatangan sang nabi dengan temannya mengganggu para semut. Biasanya, semut melawan orang yang mengganggu dan merusak ketenangannya. Seekor semut datang dan menggigit nabi itu.
Meski mendapatkan kekhasan dari Allah SWT, nabi tetaplah manusia. Dia tak lepas dari kekhilafan. Nabi tersebut emosi. Dia melakukan tindakan spontan yang membuatnya menyesal. Sang nabi marah kepada semut beserta teman- temannya.
Baca juga: 7 Fakta Seputar Dajjal dan 6 Amalan yang Dianjurkan untuk Menghadapinya
Muncullah keinginan untuk menghukum seluruh semut. Dia memerintahkan para pengikutnya agar menjauhkan barang dari bawah pohon itu. Kemudian, dia menyulut api untuk membakar sarang semut.
Maka, semut yang sedang berjalan terbakar dan panas api itu sampai kepada semut-semut yang berada di lubangnya di dalam tanah. Seharusnya, yang dihukum hanyalah semut yang menggigit rombongan tadi.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa berhak melawan orang atau hewan yang menyerang manusia, walaupun hewan itu jinak. Semut ini menyerang dan menggigit. Wajar saja hewan tadi mendapat hukuman.
Namun, menghukum semua semut yang ada di sarang itu dan membakar mereka dengan api bukanlah keadilan. Semut adalah ciptaan Allah SWT. Mereka bertasbih dan menyucikan Allah SWT seperti hewan-hewan lain.
Manusia tidak boleh menyerangnya, kecuali jika mereka menyakitinya. Oleh karena itu, Allah SWT menyalahkan nabi itu dan mencelanya karena dia menghukum melampaui batas.
Dia menghukum semut yang tidak bersalah karena kesalahan seekor semut. Dia membunuh sebuah umat yang bertasbih kepada Allah SWT.