Selasa 27 Dec 2022 19:35 WIB

Nabi yang Mendapat Teguran Allah SWT Sebab Hendak Bakar Sarang Semut

Semut merupakan makhluk lemah yang diabadikan dalam Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Pohon dan semut (ilustrasi). Semut merupakan makhluk lemah yang diabadikan dalam Alquran
Foto: www.kaheel7.com
Pohon dan semut (ilustrasi). Semut merupakan makhluk lemah yang diabadikan dalam Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kisah tentang semut, tidak hanya disebutkan dalam Alquran, sejumlah riwayat hadits Rasulullah SAW juga pernah mengisahkan persentuhan nabi terdahulu dengan semut, selain Nabi Sulaiman alahissalam.  

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سَمِعْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقولُ: قَرَصَتْ نَمْلَةٌ نَبِيًّا مِنَ الأنْبِيَاءِ، فأمَرَ بقَرْيَةِ النَّمْلِ، فَأُحْرِقَتْ، فأوْحَى اللَّهُ إلَيْهِ: أنْ قَرَصَتْكَ نَمْلَةٌ أحْرَقْتَ أُمَّةً مِنَ الأُمَمِ تُسَبِّحُ 

Baca Juga

Dari Abu Hurairah RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah  bersabda, "Ada semut yang menggigit seorang nabi dari nai-nabi terdahulu lalu nabi itu memerintahkan agar membakar sarang semut-semut itu kemudian Allah mewahyukan kepadanya, firman-Nya: Hanya karena gigitan seekor semut maka kamu telah membakar suatu kaum yang bertasbih.” (HR Bukhari 1987: 4/75).

Dalam hadits dijelaskan seorang nabi sedang singgah dibawah pohon. Al-Karamaniy menyebutkan nabi yang dimaksud adalah Nabi Musa dalam Badr ad Din 22/73. Dia berteduh dekat dengan desa semut (qaryah an-naml).

Dia digigit oleh seekor semut. Dia memerintahkan agar barang bawaannya dijauhkan dari bawah pohon itu.

Lalu, dia memerintahkan agar rumah semut itu dibakar. Allah SWT mewahyukan kepadanya, "Mengapa tidak hanya satu ekor semut?"

Mungkin, kedatangan sang nabi dengan temannya mengganggu para semut. Biasanya, semut melawan orang yang mengganggu dan merusak ketenangannya. Seekor semut datang dan menggigit nabi itu. 

Meski mendapatkan kekhasan dari Allah SWT, nabi tetaplah manusia. Dia tak lepas dari kekhilafan. Nabi tersebut emosi. Dia melakukan tindakan spontan yang membuatnya menyesal. Sang nabi marah kepada semut beserta teman- temannya. 

Baca juga: 7 Fakta Seputar Dajjal dan 6 Amalan yang Dianjurkan untuk Menghadapinya

Muncullah keinginan untuk menghukum seluruh semut. Dia memerintahkan para pengikutnya agar menjauhkan barang dari bawah pohon itu. Kemudian, dia menyulut api untuk membakar sarang semut. 

Maka, semut yang sedang berjalan terbakar dan panas api itu sampai kepada semut-semut yang berada di lubangnya di dalam tanah. Seharusnya, yang dihukum hanyalah semut yang menggigit rombongan tadi. 

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa berhak melawan orang atau hewan yang menyerang manusia, walaupun hewan itu jinak. Semut ini menyerang dan menggigit. Wajar saja hewan tadi mendapat hukuman. 

Namun, menghukum semua semut yang ada di sarang itu dan membakar mereka dengan api bukanlah keadilan. Semut adalah ciptaan Allah SWT. Mereka bertasbih dan menyucikan Allah SWT seperti hewan-hewan lain. 

Manusia tidak boleh menyerangnya, kecuali jika mereka menyakitinya. Oleh karena itu, Allah SWT menyalahkan nabi itu dan mencelanya karena dia menghukum melampaui batas. 

Dia menghukum semut yang tidak bersalah karena kesalahan seekor semut. Dia membunuh sebuah umat yang bertasbih kepada Allah SWT.

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement