REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Direktur Distribusi PLN Adi Priyatno memprediksi beban puncak penggunaan listrik saat tahun baru di wilayah Bali mencapai 920 megawatt. Jumlah ini naik sebesar 20,9 persen dari beban puncak tahun baru 2022.
"Konsumsi listrik itu bisa dimonitor dari kondisi kenaikan beban puncak. Jadi beban puncak naik mulai dari rata-rata sekitar 800-an, menjadi 916 dan kami perkirakan akan mencapai 920 MW. Ini menurut perkiraan kami terutama adalah di puncak perayaan tahun baru," kata Adi di Kantor UP2B Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (27/12/2022).
Adi mengatakan jika prediksi tersebut tepat, maka PLN masih memiliki cadangan listrik yang telah disediakan sebesar 1.400 megawatt. Dengan pasokan listrik sebanyak itu, pihaknya menjamin pasokan listrik selama perayaan pergantian tahun tidak mengalami gangguan.
Dari segi personel, PLN menyiagakan sebanyak 1.062 personel yang tersebar mulai dari area pembangkit, sistem operasi, transmisi, distribusi dan icon plus. Ribuan personel tersebut, akan bertugas di 76 posko siaga.
Dengan demikian, 95 tempat yang direncanakan sebagai venue perhelatan puncak malam pergantian tahun baru 2023 dengan konsumsi listrik yang juga besar dapat diakomodasi dengan baik.
"Tentunya penggunaan listrik akan maksimal, optimal dari masing-masing venue. Tentunya kami menyediakan cadangan listrik yang cukup mulai dengan kesiapan pembangkit yang sebelumnya kami tambah dari Jawa," kata dia.
Adi Priyatno menjelaskan bahwa cuaca sangat berpengaruh terhadap penggunaan listrik. Apabila cuaca dingin, maka konsumsi listrik akan turun. Sebaliknya, apabila cuaca panas dengan intensitas hujan rendah, kemudian berganti dengan panas, maka beban listrik akan naik dari penggunaan Air Conditioner (AC) yang dinyalakan di rumah maupun di hotel-hotel.