Rabu 28 Dec 2022 00:40 WIB

Turki Temukan 710 Miliar Meter Kubik Cadangan Gas di Laut Hitam

Turki yang memiliki sedikit minyak dan gas, sangat bergantung pada impor.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menemukan cadangan gas baru di ladang Caycuma-1 sebesar 58 miliar meter kubik. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, saat ini total volume gas yang ditemukan negaranya di wilayah Laut Hitam mencapai 710 miliar meter kubik. 

“Sebagai hasil dari analisis data, kami telah merevisi cadangan 540 miliar meter kubik yang sebelumnya dinyatakan (di ladang Sakarya) menjadi 652 miliar meter kubik. Dengan penemuan baru kami di Caycuma-1, cadangan gas kami di Laut Hitam meningkat 170 miliar meter kubik menjadi 710 miliar meter kubik,” kata Erdogan, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Dia menyampaikan bahwa Turki telah mengebor 13 sumur di ladang Sakarya. Erdogan mengungkapkan, nantinya ladang Caycuma-1 yang baru ditemukan akan terkoneksi ke Sakarya. Dari sana, gas bakal disalurkan ke jaringan nasional.

Sebelumnya Erdogan telah mengatakan, Turki berada di jalur yang tepat untuk membuka ladang gas Sakarya pada 2023. Turki, yang memiliki sedikit minyak dan gas, sangat bergantung pada impor dari Rusia, Azerbaijan, dan Iran. Ankara pun mengandalkan pasokan gas alam cair dari Qatar, Amerika Serikat (AS), Nigeria, dan Aljazair.

Turki telah mengeksplorasi sumber daya hidrokarbon di Mediterania. Namun operasi eksplorasi energinya di sana telah memicu ketegangan dengan Yunani. Sebab kedua negara terlibat persengketaan teritorial di wilayah tersebut.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyampaikan gagasannya tentang pembentukan “pusat gas” di Turki. Hal itu menyusul ledakan yang merusak jaringan penyaluran gas Rusia, yakni Nord Stream, di bawah laut baltik.

Hal itu menyebabkan Moskow menyetop penjualan gas langsungnya ke Jerman. Moskow dilaporkan membuka kasus penyelidikan terorisme terkait kebocoran Nord Stream yang terjadi pada September lalu. Ia menduga terdapat tindakan sabotase di balik peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement