Rabu 28 Dec 2022 08:29 WIB

Pj Gubernur DKI Dinilai Perlu Evaluasi Banyak Kecelakaan Transjakarta

Evaluasi dan perbaikan agar masyarakat tetap menggunakan layanan bus Transjakarta.

Bus Transjakarta di Halte Transjakarta Matraman Baru, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta di Halte Transjakarta Matraman Baru, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menilai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono perlu melakukan evaluasi terkait banyaknya kecelakaan yang dialami unit-unit bus Transjakarta. Evaluasi tersebut untuk perbaikan Dinas Perhubungan DKI dan manajemen Transjakarta.

Ia mengatakan, Dishub DKI sebagai pihak berwenang dari sisi pemerintah, dan manajemen Transjakarta merupakan pihak yang bertanggung jawab memberi layanan yang aman, nyaman dan akses kepada pengguna transportasi umum di Jakarta. "Evaluasi dan perbaikan sangat diperlukan agar masyarakat bisa mau tetap menggunakan layanan transportasi umum, dalam hal ini bus Transjakarta,” ujar Azas Tigor di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Baca Juga

“Seperti kita ketahui bahwa salah satu target PJ Gubernur Jakarta ingin mengatasi kemacetan Jakarta dengan memberi pelayanan transportasi umum yang manusiawi, aman-nyaman-akses agar tidak kembali menggunakan kendaraan pribadi yang akan menambah kemacetan kota Jakarta," kata dia.

Menurut Azas Tigor, PT Transjakarta harus memperbaiki kinerjanya yang selama ini terbilang kurang baik. Karenanya, kata dia, langkah Heru Budi Hartono harus didukung dalam membangun integrasi layanan transportasi umum sehingga kemacetan Jakarta juga bisa diatasi.

"Sepanjang tahun 2022 ini layanan Transjakarta menjadi sorotan publik pengguna transportasi umum, karena tingginya kecelakaan lalu lintas yang dialami dan masalah penumpukan penumpang di halte juga di dalam bus Transjakarta," katanya.

Hingga sekarang, kata Azas, masalah krusial layanan Transjakarta, adalah masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang dialami Transjakarta dan penumpukan, sampai panjangnya antrean penumpang di halte, juga di dalam bus Transjakarta. Dalam catatannya, Transjakarta terlibat dalam 827 kecelakaan pada periode Januari-September 2022. 

Angka ini, hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta pada sepanjang 2021. "Begitu juga sepanjang tahun 2022 ini kita lihat pada jam sibuk padat dan antrean panjang penumpang di halte juga padat berdesak-desakan di dalam bus Transjakarta. Catatan Akhir Tahun 2022 bagian Pertama Layanan Transjakarta ini akan menyoroti masih padatnya dan menumpuknya penumpang di halte juga di dalam bus Transjakarta sepanjang tahun ini," ucapnya.

Dia mengatakan, kritikan atas kualitas layanan Transjakarta sudah bertahun-tahun sering disampaikan masyarakat, tetapi hingga sekarang belum juga merubah layanan Transjakarta menjadi lebih baik. Menurutnya, masyarakat yang sudah mau berpindah ke angkutan umum, justru tidak mendapatkan apa yang dijanjikan sebuah kenyamanan dan keamanan ketika menggunakan Transjakarta.

"Keadaan padat di halte atau terutama dalam bus Transjakarta juga sangat memberi kesempatan pelaku pelecehan seksual melakukan aksi bejatnya. Bahkan penumpang alami kesesakan dan kesakitan karena terpaksa naik Transjakarta yang sudah padat karena harus mengejar waktu ke tempat kerja atau pulang ke rumah karena sudah malam," ucapnya.

"Karena itu evaluasi pada pihak-pihak terkait lebih baik segera dilakukan agar layanan Transjakarta lebih baik, dan makin banyak masyarakat yang tertarik menggunakan transportasi umum," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement