Rabu 28 Dec 2022 11:23 WIB

Rumah Sakit China Kewalahan Terima Pasien Covid-19

Rumah sakit-rumah sakit China dalam tekanan karena lonjakan kasus infeksi Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kerabat berkumpul di dekat tempat tidur pasien yang sakit di unit gawat darurat Rumah Sakit Rakyat No. 4 Langfang di kota Bazhou di provinsi Hebei, China utara pada Kamis, 22 Desember 2022.
Foto: AP Photo/Dake Kang
Kerabat berkumpul di dekat tempat tidur pasien yang sakit di unit gawat darurat Rumah Sakit Rakyat No. 4 Langfang di kota Bazhou di provinsi Hebei, China utara pada Kamis, 22 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU -- Rumah sakit-rumah sakit China dalam tekanan karena lonjakan kasus infeksi Covid-19. Negeri Tirai Bambu negara besar terakhir yang menetapkan pandemi Covid-19 sebagai endemik.

China mulai melonggarkan berbagai peraturan Covid-19 paling ketat di dunia pada bulan ini. Kebijakan karantina wilayah dan tes intensif itu menekan ekonomi. China telah mengumumkan sepenuhnya membuka kembali perbatasannya tahun depan.

Baca Juga

Pelonggaran peraturan yang didorong protes besar-besaran membuat Covid-19 tidak dilacak dengan intensif dan pakar kesehatan memprediksi tampaknya setiap ada jutaan orang yang terinfeksi.

Kecepatan pelonggaran peraturan membuat sistem kesehatan China yang rentan kewalahan. Negara-negara lain yang "sudah hidup berdampingan dengan virus" mempertimbangkan peraturan baru bagi pengunjung dari China.

Pada Selasa (27/12/2022) kemarin China melaporkan tiga kematian terkiat Covid-19. Naik dari hari sebelumnya yang hanya satu. Pakar menilai angka yang diumumkan pemerintah China tidak konsisten dengan pengalaman negara-negara yang lebih sedikit penduduknya saat mereka melonggarkan peraturan Covid-19.

Pegawai di rumah sakit besar di Kota Chengdu, Huaxi, mengatakan mereka sangat sibut merawat pasien Covid-19 sejak peraturan dilonggarkan pada 7 Desember lalu.

"Saya sudah bekerja selama 30 tahun dan ini yang paling sibuk yang pernah saya alami," kata seorang supir ambulans yang menolak disebutkan namanya.

Terdapat antrian panjang di dalam dan luar departemen gawat darurat rumah sakit dan klinik demam di dekatnya. Sebagian besar dari pasien yang tiba dengan ambulans diberi oksigen untuk membantu mereka bernapas.

"Hampir semua pasien memiliki Covid-19," kata seorang pegawai apotik rumah sakit.

Ia mengatakan rumah sakit itu tidak memiliki stok obat khusus Covid-19 dan hanya memberikan obat untuk gejala-gejalanya.

Pejabat rumah sakit Choyang, Beijing, Zhang Yuhua mengatakan sebagian besar pasien merupakan orang lanjut usia dan pasien penyakit berat. Ia mengatakan jumlah pasien yang diterima unit gawat darurat naik dari 100 menjadi sekitar 450 sampai 550 per hari.

Foto-foto yang dipublikasikan China Daily menunjukkan sebagian besar orang yang mengantri di unit gawat darurat merupakan orang lanjut usia. Beberapa bernapas dengan tabung oksigen. Mereka dirawat staf rumah sakit yang memakai hazmat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement