REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir tak bisa lepas dari kebiasaannya membaca buku. Meski jarang sekali memiliki waktu luang, namun jika ditanya apa yang dilakukan saat punya masa senggang, pasti ia akan gunakan untuk baca buku.
"Meski jarang sekali ada waktu luang, tapi saya selalu meluangkan waktu untuk baca buku sebelum tidur," ujarnya.
Ya, selama 2022, di tengah kesibukan memulihkan kinerja perusahaan-perusahaan BUMN paska pandemi, Erick masih melahap buku-buku favoritnya tentang sejarah dan biografi. Hal itu tak lepas dari prinsip Erick yang selalu mengambil pelajaran dari kisah dan pergulatan tokoh, baik nyata maupun fiksi, sebagai inspirasi sekaligus membuka pintu akan ilmu-ilmu baru.
Lima buku yang dilahap selama 2022 diunggah Erick melalui akun Instagramnya, @erickthohir, Rabu (28/12/2022). Buku itu terdiri dari Laut Bercerita karangan Leila S Chudori, Atomic Habits (James Clear), Kim Jiyooung, Born 1982 (Cho nam-Joo), The Mastery (Robert Greene), dan (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir (Abdullah Sammy).
Ayah empat anak ini mengaku dengan membaca buku, tak hanya mendapatkan healing, tapi juga memperoleh inspirasi dan kenikmatan. Menurutnya, buku sejarah dan biografi tidak hanya berisi cerita, tetapi juga mencatat fakta dan momen penting dalam kehidupan.
Posting mengenai buku-buku favorit itu langsung mendapat respons beragam. @widyaa.ns, seorang digital creator bilang, "yang 1-3 samaan pak". Begitu juga dengan Sekjen PP Perbasi, Nirmala Dewi, @nirmaladewi_nd yang komentar, "2,3, dan 5 sama pak"
Bahkan, buku Laut Bercerita dan Atomic Habits mendapat komentar positif paling banyak dan menarik. Salah satunya dari @verdaklarasari yang menulis, "Laut Bercerita buat mata sembab, Bnr2 bagus dan seolah2 bnr2 trjadi di depan mata". Atau dari @srimcmanus dengan komen, "Buku Atomic Habits itu salah satu buku top di Booktopia. Saya belum sempat baca cuma baca berita2 dan mendengarkan dari RRI via PlayGo. Saya sibuk sekali sejak 2020. Salam dari Sydney untuk pak Erick Thohir. Semoga selalu sehat dan makin bersemangat."
Tak hanya itu, kesukaan Erick akan novel Kim Jiyooung, Born 1982 memperoleh banyak sambutan. Terutama dari para perempuan. Maklum karangan Cho nam-Joo ini mengemas isu feminisme dan diskriminasi gender yang kental pada sistem patriarki yang kuat di Korea Selatan. Tak ayal @tabularasa.nyc pun bertanya, "Setelah baca buku Kim Jiyooung, sbg lelaki, suami, dan ayah dari anak perempuan, kira2 apa pesan moral yg didapat oleh Anda pak@erickthohir?"
Meski demikian, tak sedikit pula yang meminta dikirimkan buku "(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir" yang terbit November lalu. Banyak sahutan, seperti dari @ika.umami21, @izz-fajr, @ranselyeye, dan @adi_junadi06 yang minta dibagikan gratis buku karya Abdullah Sammy ini sebagai hadiah akhir tahun dari Menteri BUMN.
Kepedulian Erick terhadap buku tak hanya terbatas bacaan semata. Di tengah derasnya arus disrupsi dan digitalisasi, dirinya mendorong agar literasi penduduk Indonesia terus meningkat. Termasuk juga terhadap perusahaan-perusahan BUMN yang ditekankan fokus pada pengembangan karya tulis dan cerita.
"Salah satunya melalui Balai Pustaka, yang kini bertransformasi menjadi intellectual property-based licensing digital company. Hanya dengan buku dan rajin membaca, anak bangsa juga bisa cerdas dan pada akhirnya meraih kesuksesan di masa mendatang," ujar Erick.