Rabu 28 Dec 2022 17:00 WIB

Menanti Rencana Aksi Korporasi Perbankan Syariah pada 2023

Tren konsolidasi di industri perbankan syariah akan meningkat pada tahun depan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perbankan Syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan industri perbankan syariah terus didorong melalui kebijakan spin off dan konsolidasi. Analis Tingkat 1 Jasa Keuangan Syariah KNEKS, Bazari Azhar Azizi menyampaikan ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI, Maruf Amin untuk 2023, khususnya pada Bank Pembangunan Daerah (BPD).

"Tahun depan, harapan Pak Wapres supaya Pemerintah Daerah terus didorong untuk mendukung penguatan syariahnya, jadi memang yang sudah menyampaikan untuk konversi atau mau spin-off tetap perlu dikawal dan didukung," katanya pada Republika.co.id, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga

Sejauh ini, BPD yang komitmen untuk melakukan konversi menjadi bank syariah ada dua yakni Bank Nagari dan Bank Kalsel. Sementara untuk spin off ada UUS BPD Jatim dan UUS BPD Jateng. Sementara rencana unifikasi dari UUS se-Kalimantan dinyatakan batal.

Bazari menyampaikan, tren konsolidasi juga akan meningkat, khususnya sinergi dengan induk. Hal tersebut karena ketentuan regulasi seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait konsolidasi dan sinergi perbankan.

Menurutnya, tahun depan juga perkembangan industri akan lebih diperkuat dari sisi Pemerintahan. Sejumlah strategi akan dilanjutkan seperti payroll ASN di perbankan syariah.

"Tahun depan akan diperkuat ekosistem perbankan syariah, melalui penyaluran gaji ASN, Tukin melalui bank syariah jadi lebih masif, minimal di Kementerian Lembaga anggota KNEKS," katanya.

Industri perbankan syariah berpotensi akan terus menguat kedepan. Hal tersebut salah satunya didorong oleh semakin besarnya kapasitas Bank Syariah Indonesia (BSI). Bazari menilai BSI memerlukan pairing agar industri lebih efisien dan dinamis.

Ini juga penting sebagai sarana kompetisi perbankan syariah nasional. Meski saat ini belum terlihat adanya calon yang sangat potensial untuk bisa berjejer dengan BSI. Namun terpenting adalah agar bank syariah bisa berjejer dengan bank konvensional.

"Bank-banknya sebaiknya yang kuat dan besar supaya bisa bersaing juga dengan konvensional," katanya.

Ia mengakui proses untuk menumbuhkan bank syariah berskala besar akan sangat panjang jika hanya mengandalkan pertumbuhan organik. Untuk memperbesar kapasitas bank perlu waktu lebih dari lima tahun dan perlu usaha aksi-aksi korporasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement