Rabu 28 Dec 2022 23:30 WIB

ISIS Bertanggung Jawab atas Bom Mobil di Afghanistan

Empat orang tersangka telah diamankan dalam peristiwa bom mobil Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Pejuang Taliban berjaga-jaga di Kabul, Afghanistan, Senin, 26 Desember 2022. ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil yang menewaskan seorang kepala polisi setempat di Afghanistan.
Foto: AP/Ebrahim Noroozi
Pejuang Taliban berjaga-jaga di Kabul, Afghanistan, Senin, 26 Desember 2022. ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil yang menewaskan seorang kepala polisi setempat di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil yang menewaskan seorang kepala polisi setempat di Afghanistan. Afiliasi regional ISIS di Provinsi Khorasan (ISIS-K) telah meningkatkan serangannya sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.

Dalam pernyataan singkat pada Senin (26/12/2022) malam, ISIS mengatakan, telah memarkir mobil bermuatan bahan peledak di jalan yang digunakan oleh Kepala polisi provinsi Badakhshan timur laut Afghanistan Abdulhaq Abu Omar dalam perjalanan ke tempat kerja. Milisi itu meledakkan mobil tersebut ketika dia berada di dekatnya.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Abdul Nafi Takor mengatakan, dua orang lainnya meninggal dalam ledakan itu dan dua orang luka-luka. Sebanyak empat tersangka telah ditangkap sehubungan dengan insiden itu.

Awal bulan ini, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi di sebuah hotel milik China di ibu kota Afghanistan, Kabul. Serangan ini menyebabkan tiga penyerang tewas dan setidaknya dua tamu terluka saat mencoba melarikan diri dengan melompat keluar jendela.

Serangan di Hotel Kabul Longan, di pusat distrik Shar-e-Naw, mendorong pemerintah China mendesak warganya untuk meninggalkan Afghanistan. Peristiwa-persitiwa itu itu tampaknya menjadi kemunduran bagi para penguasa Taliban yang mencari investasi asing dengan harapan menghentikan kesulitan ekonomi negara itu yang terus menurun sejak pengambilalihan kepemimpinan Afghanistan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement