BMKG Tanjung Perak Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas meunjukkan citra satelit cuaca di kantor Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG). BBMKG mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologis seperti angin kencang dan gelombang tinggi. | Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan surat peringatan dini gelombang tinggi yang dapat melanda perairan Jawa Timur pada rentang 28 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ratna Cintya Dewi menjelaskan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat ke utara dengan kecepatan 8 hingga 20 knots.
Kemudian, pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan 5 hingga 30 knots. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makasar bagian selatan, Laut Flores, Perairan Kepulauan Kai-Aru, Laut Banda, Perairan Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," ujarnya tertulis, Rabu (28/12/2022).
Ratna menjelaskan, situasi tersebut berpotensi menimbulkan gelombang kategori sedang hingga sangat tinggi di sejumlah wilayah perairan Jatim. Gelombang kategori sedang dengan ketinggian 1,25 meter hingga 2,5 meter berpotensi melanda Selat Madura bagian barat dan bagian timur.
Kemudian, gelombang kategori tinggi dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter berpotensi melanda perairan Kalteng bagian timur, Laut Jawa di utara Pulau Bawean Gresik, Laut Jawa di selatan Bawean, perairan Tuban-Lamongan, Laut Jawa di bagian barat Pulau Masalembo Madura, Laut Jawa di bagian timur Pulau Masalembo, perairan utara Madura, perairan Kepulauan Sapudi Madura, dan perairan Kepulauan Kangean Madura.
Ratna melanjutkan, untuk gelombang kategori sangat tinggi dengan ketinggian 4 meter hingga 6 meter mengancam wilayah perairan selatan Jatim dan Samudera Hindia di bagian selatan Jatim. "Keberadaan awan Cumulo Nimbus (Cb) yang luas dan gelap bisa menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang," ujarnya.