Kamis 29 Dec 2022 06:55 WIB

Pengunjung Taiwan dari China akan Dites Covid-19

Banyak orang Taiwan yang tinggal di China biasanya pulang ke Taiwan untuk imlek.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga berswafoto di luar toko roti populer di Beijing, Rabu, 28 Desember 2022. China mengatakan akan melanjutkan penerbitan paspor untuk pariwisata sebagai langkah besar menjauh dari kontrol anti-virus yang mengisolasi negara itu selama hampir tiga tahun. potensi banjir warga Tionghoa ke luar negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek bulan depan.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Warga berswafoto di luar toko roti populer di Beijing, Rabu, 28 Desember 2022. China mengatakan akan melanjutkan penerbitan paspor untuk pariwisata sebagai langkah besar menjauh dari kontrol anti-virus yang mengisolasi negara itu selama hampir tiga tahun. potensi banjir warga Tionghoa ke luar negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek bulan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI  -- Pemerintah Taiwan mengatakan pulau itu akan mewajibkan orang yang datang dari China Daratan untuk tes Covid-19. Taiwan bergabung dengan negara-negara yang merespon lonjakan kasus infeksi di China.  

Pada Rabu (28/12/2022) Pusat Komando Epidemi Taiwan mengatakan semua penumpang pesawat dan kapal yang datang langsung dari China harus melakukan tes PCR saat tiba. Pemerintah Taiwan akan mengurutkan virus penumpang positif dari China dan akan melacak varian baru virus korona.

Baca Juga

Kebijakan yang mulai berlaku 1 Januari akan berakhir pada akhir bulan itu. Kebijakan ini tidak berlaku bagi penumpang yang datang dari Hong Kong atau Makau. Orang yang positif dapat melakukan karantina mandiri di rumah.

Sebagian besar orang yang terdampak dari keputusan ini adalah warga Taiwan yang tinggal dan bekerja di China Daratan dan istri dan anak-anak mereka. Beijing sudah melarang turis China mendatangi Taiwan sejak 2019.

Banyak orang Taiwan yang tinggal di China biasanya pulang ke Taiwan untuk imlek. Tahun ini akan jatuh pada Januari mendatang.

China mulai melonggarkan berbagai peraturan Covid-19 paling ketat di dunia pada bulan ini. Kebijakan karantina wilayah dan tes intensif itu menekan ekonomi.

Pelonggaran peraturan yang didorong protes besar-besaran membuat Covid-19 tidak dilacak dengan intensif dan pakar kesehatan memprediksi tampaknya setiap ada jutaan orang yang terinfeksi.

Kecepatan pelonggaran peraturan membuat sistem kesehatan China yang rentan kewalahan. Lonjakan kasus infeksi di China mendorong negara-negara lain yang "sudah hidup berdampingan dengan virus" mempertimbangkan peraturan baru bagi pengunjung dari China Daratan. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement