REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan agar objek wisata pantai ditutup selama libur Tahun Baru 2023. Hal itu mengingat potensi abrasi akibat cuaca ekstrem masih akan terjadi. "Kalau kondisi cuaca pada akhir pekan ini atau saat libur Tahun Baru, masih ekstrem, kami akan usulkan objek wisata pantai ditutup agar tidak ada masyarakat berlibur dan merayakan tahun baru di pantai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis (29/12/2022).
Menurutnya, kendati pada H+4 abrasi pantai kondisi cuaca di Mataram sedikit landai, namun berdasarkan informasi BMKG menyebutkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang masih berpotensi terjadi sampai akhir Desember dan kemungkinan awal Baru Tahun 2023. Sementara, ketinggian gelombang saat ini disebutkan BMKG khususnya di Selat Lombok bagian selatan mencapai 1,5 meter hingga 2,5 meter bahkan lebih. "Karena itu, untuk saat ini kami tidak merekomendasikan masyarakat berwisata di sepanjang 9 kilometer Pantai Kota Mataram, begitu juga dengan nelayan agar tidak melaut," katanya.
Sementara jika untuk tujuan perayaan Tahun Baru 2023, pada Sabtu (31/12/2022)-Ahad (1/1/2023), BPBD kembali akan melihat perkembangan kondisi cuaca. "Kalau masih ekstrem, kita akan usulkan menutup semua akses menuju objek wisata pantai. Mulai dari Pantai Gading, Mapak, Loang Baloq, Ampenan, dan Pantai Meninting," katanya.
Lebih jauh, kata Mahfuddin mengatakan, selama terjadi cuaca ekstrem sejak awal pekan lalu, tim terpadu aktif melakukan pengawasan dan pemantauan pada sejumlah area publik termasuk sepanjang 9 kilometer pantai. Namun, untuk pengawasan malam pergantian tahun, akan dilakukan lebih ketat bersama dengan jajaran Satpol PP Kota Mataram, Dinas Perhubungan, TNI/Polri, dan kelompok sadar wisata. "Kalau cuaca mengkhawatirkan, objek wisata pantai kita usulkan ditutup sementara, untuk keselamatan masyarakat," katanya.