REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Intervensi Turki menggagalkan rencana Yunani untuk membangun lapangan sepak bola di atas pemakaman Muslim era Ottoman di Thrace Barat yang dihancurkan awal tahun ini. Sebuah pemakaman milik minoritas Turki di Horozlu (Petinos), sebuah desa di wilayah Xanthi Thrace Barat, dihancurkan oleh otoritas Yunani pada 16 Maret.
"Otoritas kota Bulustra (Avdira) berencana mengubah sebagian pemakaman menjadi lapangan olahraga," kata Mufti minoritas Turki di kota Iskece, Trakia Barat, Mustafa Trampa, dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (29/12/2022).
Trampa mengatakan, rencana Otoritas kota Bulustra digagalkan ketika Kementerian Luar Negeri Turki membahas masalah ini. Pemerintah Turki mengecam keras tindakan tersebut. Kementerian mengeluarkan pernyataan pada 18 Maret mengutuk penghancuran kuburan dan menyerukan agar kuburan itu dikembalikan ke keadaan semula.
“Setelah pernyataan Turki, masalah ini menjadi terkenal secara internasional,” kata Trampa, menambahkan bahwa pejabat di Bulustra terpaksa segera menarik keputusan itu.
Dia mengkritik otoritas Yunani karena meremehkan upaya minoritas Turki melindungi situs bersejarah tersebut. “Yunani melakukan apa saja untuk menghapus semua jejak sejarah Ottoman, baik itu pemandian, masjid, madrasah, atau kuburan, di seluruh negeri dan di Trakia Barat,” kata Trampa, yang menjadi mufti Iskece September ini.
Dalam pernyataan pada Maret lalu tentang pemakaman Horozlu, Kementerian Luar Negeri Turki menyebut penghancurannya sebagai tindakan tidak manusiawi. “Demarkasi yang diperlukan telah direalisasikan sebelum Yunani terkait tindakan tidak manusiawi ini, karena ternyata dilakukan atas arahan Wali Kota Bulustra (Avdira),” kata pernyataan tersebut.
"Kami berharap otoritas Yunani, yang menanggapi demarkasi kami secara positif, menunjukkan kepekaan yang diperlukan untuk menyelesaikan penyelidikan secepat mungkin dan mengembalikan kuburan ke keadaan semula," ujarnya.