REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Juru Bicara Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri menegaskan 2022 adalah tahun yang paling sulit dan penuh kekerasan bagi kota al-Quds yang diduduki dan masjidnya. Menurut dia, serangan terhadap Al-Aqsa selama 2022 sangat kejam.
"Tahun 2022 adalah salah satu tahun paling parah yang telah berlalu sejak pendudukan Zionis di negara itu, karena serangan ke al-Aqsa sangat parah dan kejam, dan mereka mencoba untuk melakukan ritual keagamaan mereka," kata dia, dilansir Saba, Kamis (29/12/2022).
Sheikh Sabri menekankan, orang-orang Yahudi memanfaatkan ritual keagamaan mereka untuk melakukan kekejaman. Pemukim Yahudi masuk di bawah pengamanan ketat dari pasukan Israel, dan mereka tidak berani masuk tanpa penjaga. "Karena Masjid al-Aqsa bukan untuk mereka, karena mereka pengecut yang menyerbu," katanya.
Menurut Sheikh Sabri, setiap tindakan yang diambil oleh Israel di al-Quds yang diduduki ditujukan untuk Yahudisasi baik itu menargetkan institusi al-Quds, rumah atau orang al-Quds. Dia mengatakan, setiap tindakan yang diambil oleh pendudukan atau hukum yang dikeluarkan olehnya adalah untuk kepentingan mereka.
"Ini adalah tujuan mereka dan inilah yang telah berulang kali mereka nyatakan, bahwa alQuds menjadi kota Yahudi dan ibu kota orang Yahudi dan bukan kota Yahudi. Modal dari mereka yang tinggal di Palestina. Mereka mencoba menarik sebanyak mungkin orang Yahudi dari luar Palestina," katanya.
Sheikh Sabri juga menyampaikan, hari raya Yahudi sangat banyak karena mereka serakah terhadap al-Aqsa dan kekuasaan mutlaknya, "Mereka menggunakan hari raya untuk mendorong orang Yahudi menyerbu, untuk meningkatkan jumlah mereka yang menyerang," ucapnya.
Syekh Sabri mencontohkan, para pemukim jelas memanfaatkan hari tersebut. Selama perayaan hari raya, mereka melakukan upacara meriah, seperti bendera, daun palem, tempat lilin, pengorbanan, dan pakaian biksu, yang semuanya merupakan ritual keagamaan yang mereka lakukan pada kesempatan hari raya mereka.
Mengenai kampanye elektoral Zionis yang mempengaruhi Masjid al-Aqsa, Syekh Sabri menekankan partai-partai ekstremis Yahudi berlomba dan menjadi ketat tentang siapa yang paling menyerbu, siapa yang menangkap dan siapa yang paling menyiksa.
"Jalan Israel cenderung ekstremisme, intoleran dan kekerasan, karena partai-partai ini mengikuti jalan Israel untuk mendapatkan dukungan sebanyak mungkin," kata dia.