REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Founder sekaligus CEO Acsena Humanis Respon, Andhika mengaku pihaknya tidak pernah melakukan pelaporan atas dugaan penyelewengan bantuan yang dilakukan Bupati Cianjur, Herman Suherman ke KPK. "Acsena tidak pernah melakukan pelaporan seperti itu, kita tidak pernah melakukan hal tersebut sama sekali," tegas Andika saat dikonfirmasi, Kamis (29/12/2022).
Andhika mengaku baru mengetahui berita tersebut dua hari belakangan dari rekan-rekannya sesama relawan kebencanaan di Banten.
"Posisi saya kemarin masih di wilayah Jawa Tengah, dan kalau saya lihat dari pemberitaan di media online, pada tanggal-tanggal tersebut (saat pelaporan), itu posisi saya masih di Indonesia Timur,"ujarnya. Andika mengaku bingung ketika ada beberapa media berusaha menghubunginya. " Saya cek pemberitaan media, kok narasinya sama semua ya. Ini lebih condong ke pancatutan nama" kata Andhika.
"Intinya kami tidak pernah melakukan pelaporan atau menemukan kejanggalan. Jika ada yang melapor, itu bukan dari Acsena Humanis Respon," tegasnya lagi.
Mengenai nama Ery yang dikutip banyak media, Andika mengatakan di Acsena tidak ada yang namanya Ery. " Adapun yang namanya Ery di Acsena sendiri tidak pernah ada yang namanya Ery, jadi kayanya beritanya sudah diset," ujarnya.
Andhika juga menjelaskan, Acsena tidak memiliki kerjasama dengan Emirate Red Crescent. Lembaga luar yang pernah bekerjasama dengan Acsena itu itu dari Austria Fund.
Andhika mengaku saat gempa Cianjur terjadi, Acsena memang turun ke lokasi selama empat hari. " Ketika gempa terjadi sekitar pukul 13.30 siang, malamnya sebelum Isya kami sudah masuk Cianjur lewat Jonggol," paparnya. Saat itu kebetulan Acsena sedang ada ekspedisi palung jawa untuk gempa dan tsunami. Ketika terjadi gempa di Cianjur, Acsena langsung bergeser untuk menganalisa pergerakan dan arah patahan. "Kita juga turunkan logistik di Cugenang untuk sekitar 5 RT dalam satu gang," katanya.
Langkah selanjutnya yang akan diambil Acsena terkait pencatutan nama lembaganya,Andhika mengaku akan berkonsultasi dengan team _lawyer_nya dan mempertimbangkan untuk membuat laporan pencatutan nama lembaganya ataupun pencemaran nama baik. "Tapi itu langkah kedua, langkah pertamanya saya akan datang ke Cianjur, untuk konfirmasi dan klarifikasi pada Pak Bupati secepatnya,"ujarnya.
Menurutnya, hal itu bukan karena persoalan Bupati yang diserang, namun yang dikhawatirkan adalah dampaknya pada kepercayaan publik terhadap penanganan bencana oleh pemerintah. " Saya berpikir _impactnya_, repotnya nanti masyarakat akan _untrust_ pada pemerintah," katanya.
Saat mulai ramai pemberitaan, Andika sudah merasa ingin mengkonfrontir dan meramaikan di media. Namun karena masih sibuk di lapangan, dan merasa kurang pas jika melakukannya di Jakarta, Andika menundanya.
"Kayanya kurang pas kalau lakukan itu di jakarta karena itu diluar teritorial bencana. Saya pertama akan lakukan konfirmasi dengan Pak Bupati di daerah dimana berita itu terjadi," ujarnya
Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman dilaporkan ke KPK terkait dengan dugaan penyelewengan bantuan asing untuk gempa bumi pada Jumat (16/12/2022) lalu.
Bantuan tersebut diberikan oleh organisasi Emirates Red Crescent berupa 2 ribu lembar selimut, 25 ton beras, 1.000 paket kebersihan dan 500 lampu bertenaga solar serta _battery charger_ untuk di tenda.
"Bupati memotong SOP yang sudah dibuat BNPB, serta me-repacking bantuan menjadi berbeda," kata perwakilan dari Acsena Humanis Respon Foundation melalui keterangan tertulis, Senin (26/12/2022). Perwakilan Acsena Humanis Respon yang dikutip pernyataanya mengaku bernama Ery.