REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Salju mulai menyelimuti beberapa wilayah di Kerajaan Arab Saudi, negara yang lebih dikenal karena padang pasirnya. Salah satunya di pegunungan daerah Al Lawz di wilayah Tabuk yang telah tertutup salju sejak Selasa (27/12/2022) kemarin.
Pusat Meteorologi Nasional (NMC) Arab Saudi mengumumkan bahwa mulai Kamis (29/12/2022) malam hingga Selasa (3/1/2023) depan, hujan lebat dan salju akan turun di sebagian besar wilayah Arab Saudi.
Kejadian ini bukan hal yang biasa terjadi di kerajaan, sehingga ada yang mengaitkan kondisi ini sebagai tanda kiamat. Benarkah turunnya salju di Arab Saudi adalah tanda kiamat?
Dilansir dari Tuniscope, Syekh Saud Al Syuraim, Imam Masjidil Haram di Makkah menjelaskan, turunnya salju di Arab Saudi yang kerap terjadi adalah salah satu bukti dari tanda-tanda hari kiamat yang dijelaskan Islam.
Atas kondisi ini, Imam Masjidil Haram di Makkah tersebut juga mengatakan dalam sebuah tweet di akun pribadinya mengingatkan seluruh umat Islam akan munculnya tanda baru Hari Kiamat sehingga seseorang mungkin belajar dan berupaya untuk mempersiapkan hari ini. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً وَحَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ وَحَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ
"Kiamat tidak akan terjadi hingga wilayah Arab kembali menjadi tanah yang subur banyak padang hijau dan sungai-sungai. Hingga orang yang melakukan safar antara Iraq dan Makkah, tidak ada yang ditakuti selain kegelapan di jalan. Dan tidak muncul kiamat sampai terjadi banyak pembunuhan,\" (HR. Ahmad).
“Mahasuci Allah, tanda-tanda ini adalah di antara tanda-tanda kenabian dan di antara tanda-tanda Hari kiamat kecil. Salju yang menutupi gurun Arab Saudi merupakan salah satu fenomena langka yang terjadi di Arab Saudi," kata Syekh Saud.