Sabtu 31 Dec 2022 00:05 WIB

Memaknai Pergantian Tahun tanpa Sia-Sia: Apa yang Perlu Dilakukan Muslim?

Umat Islam diperkenankan bergembira menyambut tahun baru masehih.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Warga membeli balon untuk anak mereka saat malam pergantian tahun 2021/2022 di kawasan Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (1/1/2022) dini hari. Memaknai Pergantian Tahun tanpa Sia-Sia: Apa yang Perlu Dilakukan Muslim?
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Warga membeli balon untuk anak mereka saat malam pergantian tahun 2021/2022 di kawasan Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (1/1/2022) dini hari. Memaknai Pergantian Tahun tanpa Sia-Sia: Apa yang Perlu Dilakukan Muslim?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim telah sampai pada penghujung 2022. Untuk itu dalam menyambut 2023, sudah seyogyanya bagi umat Islam senantiasa memaknai pergantian tahun tanpa tindakan yang sia-sia.

Momentum pergantian tahun memang tidak selalu harus dirayakan, namun bukan berarti umat Islam tidak diperkenankan bergembira dalam menutup hari-hari selama satu tahun ke belakang. Hanya saja dalam pergantian tahun, nilai selebrasi dan perayaan tak boleh bersifat sia-sia tanpa nilai substantif yang menyertai.

Baca Juga

Bagaimana kiranya kita memahami momentum pergantian tahun? Apakah momentum tahun baru Masehi ini merupakan hari yang tepat untuk setiap individu melakukan muhasabah? Untuk menjawab itu semua, Republika.co.id berbincang dengan Ustadzah Nurlaila Thoyib dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) melalui sambungan telepon, Rabu (28/12/2022).

Kita sudah sampai di penghujung tahun, apa yang perlu dilakukan seorang Muslim?