Jumat 30 Dec 2022 18:27 WIB

2022 Jadi Tahun Terpanas di Inggris, Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim terus meningkatkan kemungkinan tahun-tahun yang semakin hangat.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Suhu panas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Suhu panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Otoritas meteorologi Inggris, Met Office mengatakan tahun 2022 menjadi tahun terpanas di Inggris. Inggris mengalami suhu terpanas setelah gelombang musim panas dan suhu yang sangat tinggi hampir terjadi sepanjang tahun.

Menurut data yang terkumpul, suhu panas tahun ini mencapai rekor suhu rata-rata tahunan baru selama 139 tahun dan masuk dalam sepuluh tahun terpanas di Inggris sejak 2003.

Baca Juga

Tahun 2022 juga menjadi tahun terhangat yang tercatat dalam rangkaian suhu Inggris Tengah selama 364 tahun dari tahun 1659, rekor suhu instrumen terpanjang di dunia. “Panas yang relatif konsisten terjadi di sepanjang tahun, setiap bulan kecuali Desember lebih hangat dari rata-rata,” kata Kepala Pusat Informasi Iklim Nasional Met Office Dr Mark McCarthy, dilansir Daily Record, Jumat (30/12/2022).

Dia menyebut kehangatan tahun ini sejalan dengan dampak nyata akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. “Perubahan iklim terus meningkatkan kemungkinan tahun-tahun yang semakin hangat selama beberapa dekade mendatang,” ujarnya.

Itu terjadi setelah gelombang panas Juli yang dinyatakan sebagai darurat nasional setelah Met Office mengumumkan peringatan merah Level 4 yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk panas ekstrem. Suhu di atas 40 Celsius tercatat di Inggris untuk pertama kalinya. Sementara Skotlandia juga memecahkan rekor suhu sebelumnya mencapai 34,8 Celsius.

Suhu yang lebih tinggi dari biasanya sepanjang tahun juga memainkan peran penting, dimulai pada Hari Tahun Baru ketika suhu hangat yang tidak sesuai musim tercatat hampir 16 Celsius di Skotlandia dan bahkan lebih tinggi di Inggris.

Suhu pada dua pekan pertama Desember juga menjadi terdingin sejak 2010, turun hingga -17,3 Celsius di Braemar pada 13 Desember. Meski begitu, ini merupakan rekor musim dingin kedelapan terhangat sejauh ini.

“Suhu telah berada di atas rata-rata jangka panjang tahun 1991-2020 untuk sebagian besar tahun dan ini merupakan sesuatu yang dapat kita antisipasi karena kita semakin terpengaruh oleh perubahan iklim,” kata dia.

Met Office juga memberi tahu awal bulan ini bagaimana kelompok ahli memperkirakan tahun 2023 akan lebih panas dari tahun ini. Sebagian karena pola cuaca El Nino yang menghangatkan planet, diperkirakan akan terjadi tahun depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement