Jumat 30 Dec 2022 17:26 WIB

Kala Warga Lempari Batu dan Acungkan Senjata ke Bupati Karawang

Kericuhan terjadi saat relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Foto: Dok Diskominfo Karawang
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Peristiwa mencekam terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, belum lama ini, saat proses relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi. Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana yang menyaksikan pemindahan itu harus mengalami kenyataan pahit.

Dia mendapat perlakuan tidak biasa, dengan dilempari batu dan kayu oleh warganya. Bahkan, pejabat perempuan itu juga sempat diacungi senjata tajam. Peristiwa tidak terduga itu terjadi saat proses relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke pasar yang baru dibangun oleh pihak ketiga, pada pekan pertama Desember 2022.

Mendapat perlakuan tersebut, Cellica langsung 'mengamankan diri'. Politikus Partai Demokrat tersebut lari dengan dikawal warga dan pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menuju mobilnya, kemudian meninggalkan lokasi.

Begitu juga dengan pejabat lain di jajaran Pemkab Karawang, seperti Sekda Acep Jamhuri beserta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah lainnya yang mengawal bupati, ikut berlari menyelamatkan masing-masing. Mereka kompak menaiki mobil dan meninggalkan lokasi.

Sekelompok warga dan pedagang yang menolak relokasi tidak hanya melempari rombongan pejabat pemkab dengan bebatuan dan kayu. Mereka juga melakukan aksi penghadangan dengan membakar ban dan petasan di tengah jalan.

Akhirnya, relokasi pedagang untuk yang ketiga kali itu gagal. Upaya pertama dan kedua gagal setelah rombongan pemkab dihadang sekelompok masyarakat bersama pedagang saat proses relokasi.

Peristiwa seorang Bupati Cellica yang dilempari batu oleh warganya sendiri itu sempat viral di sejumlah platform media sosial dan cukup menghebohkan jagat maya, khususnya di wilayah Karawang. Merasa tak terima mendapat perlakuan seperti itu, beberapa jam setelah kejadian, Cellica langsung mengunggah pernyataan di akun Instagram pribadinya.

Dia menyampaikan, kerusuhan terjadi saat proses relokasi Pasar Rengasdengklok pada Rabu (7/12/2022), akibat adanya provokasi oknum kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Cellica menyampaikan, sangat menyesalkan peristiwa itu.

Pasalnya, niat baik Pemkab Karawang menata Rengasdengklok agar lebih rapi, tertata dan nyaman, dibalas dengan lemparan batu, petasan, botol kaca, balok kayu, serta acungan samurai. Dia mengaku, prihatin atas kericuhan yang terjadi dalam proses relokasi itu,yang diawali adanya provokasi oknum LSM yang mengatasnamakan pedagang.

Cellica menuduh, saat itu anak-anak muda dicekoki minuman keras agar berani mengadang dan menyerang para pejabat Pemkab Karawang saat hendak melakukan relokasi. Menurut dia, provokasi oknum LSM itu telah membuat penataan pasar yang awalnya kondusif menjadi ricuh.

Kejadian itu disesalkan, karena salah seorang anggota polisi terluka di bagian kepala akibat lemparan batu dan pecahan botol kaca. Orang nomor satu di Pemkab Karawang tersebut menyampaikan, kalau sebelum terjadi kerusuhan, pihaknya telah melakukan beragam cara, mulai dari sosialisasi kepada para pedagang selama sekitar empat bulan.

Bahkan, pihaknya telah menyiapkan relaksasi pembiayaan, hingga soal harga kios di pasar yang baru. "Kami bersama muspida datang ke Rengasdengklok untuk berdiskusi, berdialog, mendengar dan menangkap keinginan pedagang pasar, tapi mengapa kami justru dibalas dengan kekerasan," kata Cellica.

Pemkab Karawang menganggap Pasar Rengasdengklok yang lama kondisinya sudah tidak layak dan kumuh. Karena itu, pemerintah daerah setempat berinisiatif memindahkan pasar itu ke lokasi yang baru. Sementara lokasi Pasar Rengasdengkloklama bakal diubah menjadi kawasan ruang terbuka hijau.

Anggota DPRD Kabupaten Karawang, Asep Syaripudin, mengakui, kalau masih banyak pedagang pasar lama Rengasdengklok yang menolak direlokasi ke pasar baru. Hal itu berkaitan dengan tingginya harga kios.

Atas hal tersebut, para pedagang ingin tetap berjualan di pasar lama Rengasdengklok. Pemkab akan meruntuhkan pasar lama itu untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Asep menyampaikan, terkait masalah harga kios pasar baru Proklamasi Rengasdengklok yang dinilai terlalu mahal, pihaknya menginginkan agar harga sewa direvisi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement