Jumat 30 Dec 2022 21:55 WIB

Rokok Eceran Dilarang, Ekonom: Tak Efektif Kurangi Konsumsi Perokok

Pengamat sebut larangan rokok eceran dilarang bisa picu masalah baru

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pria merokok di sebuah jalan di Jakarta, Indonesia.  Polemik pelarangan penjualan rokok batangan yang diwacanakan pemerintah mendapat perhatian dari sejumlah akademisi. Sebagai solusinya, edukasi sosial dinilai berperan penting.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang pria merokok di sebuah jalan di Jakarta, Indonesia. Polemik pelarangan penjualan rokok batangan yang diwacanakan pemerintah mendapat perhatian dari sejumlah akademisi. Sebagai solusinya, edukasi sosial dinilai berperan penting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik pelarangan penjualan rokok batangan yang diwacanakan pemerintah mendapat perhatian dari sejumlah akademisi. Sebagai solusinya, edukasi sosial dinilai berperan penting.

Guru Besar Sosiologi Ekonomi Universitas Airlangga Bagong Suyanto menilai wacana pelarangan tersebut tak sepenuhnya dapat menjadi solusi yang tepat jika tujuan kebijakannya untuk mengurangi konsumsi rokok. Bagong menekankan perlunya kembali menggali kesadaran akan bahaya merokok. 

“Mengerem kebiasaan merokok masyarakat tidak cukup hanya melalui pelarangan, tapi perlu mengubah kesadaran. Ini adalah soal pemahaman mengenai bahaya rokok itu sendiri yang perlu digali dan dipulihkan kembali. Perokok yang telah kecanduan akan tetap membeli rokok meskipun tidak dapat lagi membeli secara batangan,” ujarnya, Jumat (30/12/2022).

Bagong mendorong adanya edukasi sosial untuk mempromosikan dan menciptakan nilai baru soal bahaya rokok, kejahatan rokok. Tokoh-tokoh lokal dan perempuan, disebut mempunyai peran vital dalam ikhtiar edukasi sosial ini.