Ahad 01 Jan 2023 02:20 WIB

Intip Pilihan Saham Berkilau di 2023

Alex menyarankan investor berinvestasi pada mata uang asing.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sektor di pasar saham menunjukkan kinerja yang positif. Beberapa sektor yang bertumbuh di bursa saham sepanjang tahun ini adalah IDX Energy yang tumbuh 98,20 persen, IDX Industry 12,10 persen, IDX Health 6,73 persen, dan IDX Non Cyclic sebesar 6,26 persen. 

Founder of Kurikulumsaham Alex Sukandar pun merekomendasikan beberapa saham pilihan yang diproyeksikan berkilau di tahun depan. Saham di sektor energi yang layak dikoleksi antara lain HRUM, PTBA, dan INDY. Sedangkan di sektor keuangan investor bisa melirik BMRI, BBRI, dan BBCA. 

Baca Juga

Alex menyarankan investor berinvestasi pada mata uang asing. “Kecenderungan dolar AS memang akan masih naik  terhadap rupiah. Kalau untuk jangka panjang saya lebih memilih euro atau dolar AS karena ini down trend-nya lumayan panjang banget,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (31/12/2022).

Capital Market Practitioner Nandang Kuswara mengatakan sepanjang tahun ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung baik dengan pertumbuhan secara year to date (ytd) sebesar 4,23 persen. 

Dia membandingkan kinerja IHSG dengan bursa saham di negara lain yang terkoreksi. Seperti DJIF terkoreksi 8,81 persen ytd, FTSE melemah 0,48 persen, HSI terpangkas 15,93 persen, GSPC jatuh 20,31 persen, N225 anjlok 10,47 persen, SSEC melemah 16,24 persen, IXIC melemah 33,83 persen dan GDAXI terkoreksi 13,15 persen. 

Nandang mengakui, sentimen ekonomi global cukup mempengaruhi kondisi pasar modal Tanah Air. Di sisi lain, dia pun merekomendasikan beberapa sektor di pasar modal yang menjanjikan tahun depan, yaitu sektor energi, indeks health, non-cyclic. 

“Saya juga kemungkinan melihat di 2023 ini lebih ke non-cyclic, itu lebih ke consumer goods. Properti juga akan jadi salah satu yang menarik juga, apa lagi kalau untuk trading atau investasi jangka pendek mungkin bisa diperdagangkan cukup lumayan ya risk and reward-nya. Sedangkan untuk finance sendiri udah mulai turun perform-nya dibanding compositenya itu sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement