INDRAMAYU -- Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofika telah memberikan warning cuaca ekstrem ke sejumlah daerah di Tanah Air. Salah satunya menyangkut banjir rob yang melanda daerah pesisir.
Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar termasuk salah satu daerah yang terkena banjir rob. Akibatnya, ribuan rumah di Kecamatan Kandanghaur tergenang banjir dengan ketinggian 50 cm hingga 1,5 m.
Bahkan, banjir rob ini pun sempat menggenani jalur utama Pantura, Eretan, Kabupaten Indramayu. Meski demikian, arus kendaraan terutama dari arah Jakarta menuju Indramayu kota dan Cirebon, masih tetap aman melintas.
Melihat dampak banjir rob yang melanda pemukiman warga, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu mealui Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu bergerak cepat. Salah satunya dengan menyalurkan sejumlah logistik kepada korban bencana gelombang pasang ekstrim dan hujan lebat tersebut.
Sejumlah logistik telah disalurkan kepada warga. Tercatat minyak goreng 10 liter, gula pasir 10 kg, garam 5 pak, kertas nasi 5 pak, kerupuk udang 5 kg, mentega 5 kg, tepung terigu 5 kg, air mineral 10 dus, Kopi Kapal Api 50 sachet, tabung gas 2 buah, mie instan 20 dus, kecap 20 botol, saos 20 botol, makanan anak 30 paket, tenda dapur umum 1 set, sandang 20 paket, karpet 20 pcs dan selimut 20 pcs dikirimkan untuk membantu warga terdampak.
Dikatakan Kepala Dinsos Kabupaten Indramayu Sri Wuaningsih, penyaluran logitik tersebut guna membantu warga Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu yang terdampak gelombang ekstrim dan hujan lebat.
“Gelombang ekstrim dan hujan lebat pada Sabtu (31/12/2022) menyebabkan rumah tempat tinggal warga di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur terendam setinggi 50 cm hingga 130 cm sejak pukul 04.00 WIB,” katanya.
Dampak gelombang ekstrim ini menyebabkan 2.095 rumah tempat tinggal di 26 RT Desa Eretan kulon Kecamatan Kandanghaur terendam air pasang setinggi 50 cm sampai dengan 130 cm. Selain itu sebanyak 3.027 kepala keluarga, dan 9.060 jiwa terkena dampaknya.
Selain rumah warga, sejumlah 7 sarana pendidikan dan 9 sarana ibadah juga turut terendam. Gelombang pasang bahkan sempat menggenangi jalur Pantura wilayah Eretan sehingga menimbulkan kemacetan pada pagi hari.
“Alhamdulillah tidak ada korban meninggal dunia,” tambahnya.
Sejumlah warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya tidak dapat dihuni. Mereka ditampung di beberapa tempat pengungsian seperti Kantor Desa Kertawinangun sejumlah 118 KK (357 jiwa),
Masjid Jami’ At Taufiq sejumlah 105 KK (320 Jiwa), dan di Warung Pantai sejumlah 67 KK (202 Jiwa).
Upaya penanganan dan pemberian bantuan kepada korban gelombang pasang ini dilakukan bersama melibatkan Dinsos Indramayu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, Forkopimcam Kandanghaur, Tagana Indramayu, Pemerintah Desa Eretan Kulon, dan Relawan Kemanusiaan.