Ahad 01 Jan 2023 13:26 WIB

Kim Jong-un Dorong Persenjataan Nuklir Lebih Besar Lawan AS

Kim menyoroti perlunya mengamankan kekuatan militer untuk keamanan negara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam rapat pleno Partai Buruh Korea di markas besar partai di Pyongyang, Korea Utara, Selasa, 27 Desember 2022. Wartawan independen tidak diberikan akses untuk meliput peristiwa yang digambarkan dalam gambar ini yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara. Konten gambar ini telah disediakan dan tidak dapat diverifikasi secara independen. Tanda air bahasa Korea pada gambar seperti yang disediakan oleh sumber berbunyi: KCNA yang merupakan singkatan dari Korean Central News Agency.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam rapat pleno Partai Buruh Korea di markas besar partai di Pyongyang, Korea Utara, Selasa, 27 Desember 2022. Wartawan independen tidak diberikan akses untuk meliput peristiwa yang digambarkan dalam gambar ini yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara. Konten gambar ini telah disediakan dan tidak dapat diverifikasi secara independen. Tanda air bahasa Korea pada gambar seperti yang disediakan oleh sumber berbunyi: KCNA yang merupakan singkatan dari Korean Central News Agency.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyerukan pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru dan persenjataan nuklir yang lebih besar untuk melawan ancaman pimpinan Amerika Serikat (AS). Keinginan itu disampaikan melalui kantor berita pemerintah Pyongyang KCNA pada Ahad (1/1/2023).

Pada pertemuan Partai Buruh yang berkuasa, Kim menyoroti perlunya mengamankan kekuatan militer yang luar biasa untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara. Pertemuan itu terjadi di tengah ketegangan lintas-perbatasan atas intrusi pesawat tanpa awak Korut ke Korea Selatan (Korsel) pekan lalu dan serangkaian peluncuran rudal Korea Utara, termasuk ICBM.

Baca Juga

Menurut Kim, Washington dan Seoul mencoba untuk mengisolasi dan menahan Pyongyang dengan aset serangan berkemampuan nuklir milik Washington yang terus-menerus dikerahkan di Seoul. "Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia," ujarnya melalui KCNA mengenai pengerahan armada tersebut.

Kim berjanji untuk mengembangkan sistem ICBM lain yang misi utamanya adalah serangan balasan nuklir cepat di bawah rencana untuk meningkatkan kekuatan nuklir Korut. "Situasi yang ada membutuhkan upaya berlipat ganda untuk memperkuat otot militer, sebagai tanggapan atas gerakan militer yang mengkhawatirkan oleh AS dan pasukan musuh lainnya," katanya.

Pemimpin Korut itu menegaskan Korsel telah menjadi musuh yang tidak diragukan lagi, karena sangat ingin membangun senjata yang ceroboh dan berbahaya. Ditambah lagi, Kim menilai, Seoul melakukan gerakan militer yang bermusuhan terhadap Pyongyang.

“Ini menyoroti pentingnya dan perlunya produksi massal senjata nuklir taktis dan menyerukan peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negara itu,” kata Kim, menambahkan ini akan menjadi orientasi utama dari strategi nuklir dan pertahanan 2023.

Sebagai bagian dari rencana, negara itu juga akan meluncurkan satelit militer pertamanya secepat mungkin. Laporan KCNA menyatakan, tujuan itu bisa dicapai dengan mempercepat upaya untuk membangun satelit mata-mata, dengan persiapan kendaraan sedang dalam tahap akhir.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement