Ahad 01 Jan 2023 15:28 WIB

Pasar Modal 2022 Bergairah Meski Pandemi, Ini Harapan Wapres di 2023

ISSI tumbuh 9,4 persen (yoy) dan nilai sukuk korporasi naik 20,23 persen.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.
Foto: BPMI Wasetpres
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebut aktivitas pasar modal termasuk syariah cukup bergairah sepanjang 2022 dan menunjukan pemulihan ekonomi nasional. Indeks Harga Saham Gabungan menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah dan melampaui angka sebelum pandemi.

"Hingga Desember 2022, IHSG juga berhasil mempertahankan pertumbuhan positif sekitar tiga persen dengan rata-rata nilai transaksi harian sekitar Rp 14 triliun, kapitalisasi pasar meningkat, dan menjadi bursa terbesar di kawasan ASEAN," katanya saat resmi menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2022 jelang akhir pekan ini.

Meskipun bertarung di tengah pandemi, perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 5,72 persen pada kuartal III tahun 2022. Inflasi sampai dengan November 2022 juga masih terkendali meskipun ada sedikit peningkatan.

Berbagai capaian ini menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimis perekonomian di tahun 2023 termasuk pasar modal. Ia berharap kinerja pasar modal Indonesia tumbuh positif pada tahun 2023.

"Banyak perusahaan akan go public, termasuk sektor UMKM yang naik kelas, serta berkembangnya penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi," ujarnya.

Namum, Ma'ruf mengingatkan optimisme ini tetap diikuti kewaspadaaan dan kehati-hatian. Karena itu, ia mendorong pemulihan ekonomi harus berjalan di jalur yang tepat yang ditandai ekspansifnya indeks manufaktur, ekspor tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar.

Begitu juga antisipasi tetap diperlukan terhadap situasi ekonomi global dan kemungkinan pelambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Sektor keuangan juga harus dalam sehat dan kuat.

"Pada sektor perbankan, rasio kecukupan modal yang kuat, rasio kredit bermasalah yang rendah dan dalam batas aman, serta pertumbuhan kredit perbankan mengindikasikan semakin meningkatnya kepercayaan dan optimisme pelaku usaha," ujarnya.

Selain itu, sinergi Pemerintah bersama peran Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan LPS harus semakin kuat dalam menjaga sektor keuangan. Ia juga mendorong kebangkitan sektor UMKM melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi UU Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Sektor ekonomi dan keuangan syariah juga agar menunjukkan pertumbuhan seperti tahun 2022. Sepanjang tahun 2022 perkembangan pasar modal syariah cukup menggembirakan dengan Indeks Saham Syariah Indonesia tumbuh 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya serta nilai sukuk korporasi juga meningkat 20,23 persen.

"Terakhir, penanganan kasus Covid-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas, dengan demikian, aktivitas ekonomi di tahun 2023 diharapkan akan jauh lebih meningkat," ujarnya.

Di lain pihak, regulator dan pengawas pasar modal, baik OJK maupun BEI didorong lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor. Sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement