Ahad 01 Jan 2023 15:50 WIB

Australia akan Minta Hasil Negatif Covid dari Pelancong Asal China 

Aturan tes negatif Covid-19 dari pelancong asal China terkait dengan kenaikan kasus.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Seorang pelancong yang mengenakan masker dengan koper dan paspornya berjalan melewati poster yang menggambarkan bandara Beijing yang dipajang di konter check-in penerbangan internasional di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, Kamis, 29 Desember 2022. Australia akan meminta hasil tes negatif Covid-19 dari pelancong asal China.
Foto: AP/Andy Wong
Seorang pelancong yang mengenakan masker dengan koper dan paspornya berjalan melewati poster yang menggambarkan bandara Beijing yang dipajang di konter check-in penerbangan internasional di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, Kamis, 29 Desember 2022. Australia akan meminta hasil tes negatif Covid-19 dari pelancong asal China.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia akan meminta hasil tes negatif Covid-19 dari pelancong asal China. Langkah itu diambil karena Canberra merasa informasi terkait lonjakan kasus baru Covid-19 di Negeri Tirai Bambu kurang komprehensif.

Menteri Kesehatan Australia Mark Butler mengatakan, peraturan untuk meminta hasil tes negatif dari pelancong asal China bakal diterapkan mulai 5 Januari mendatang. “Langkah ini sebagai tanggapan terhadap gelombang infeksi Covid-19 yang signifikan di China dan potensi munculnya varian virus di negara tersebut,” ucapnya, Ahad (1/1/2023).

Baca Juga

Meski terdapat kekhawatiran tentang masuknya varian baru Covid-19 ke Australia, Butler tetap percaya pada sistem dan fasilitas perawatan di negaranya. “Untungnya, di Australia kami memiliki akses yang mudah ke vaksin dan perawatan, dan kekebalan populasi yang mendasarinya tinggi,” ujar Butler.

Presiden China Xi Jinping telah menyerukan persatuan di negaranya untuk menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19. Sejak China melonggarkan kebijakan nol-Covid, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Dalam pidato Tahun Baru yang disiarkan di televisi pada Sabtu (31/12/2022), Xi mengatakan, China telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memerangi pandemi Covid-19. “Sejak merebaknya epidemi, mayoritas kader serta massa, terutama tenaga medis, pekerja akar rumput, menghadapi kesulitan dan dengan berani bertahan,” ucapnya.

Dia pun memperingatkan tentang bahwa upaya pengendalian Covid-19 memasuki fase baru. “Saat ini pencegahan dan pengendalian wabah memasuki babak baru, masih masa perjuangan, semua orang gigih serta bekerja keras, dan fajar sudah di depan mata. Mari bekerja lebih keras, ketekunan berarti kemenangan, dan persatuan berarti kemenangan,” ujar Xi.

Sejak kebijakan nol-Covid dilonggarkan awal Desember lalu, China menghadapi lonjakan infeksi Covid-19. Fasilitas kesehatan dan medis di sejumlah wilayah di sana dilaporkan mulai kewalahan menangani gelombang pasien. Namun belum benar-benar diketahui apalah peningkatan kasus baru Covid-19 benar-benar terjadi di China.

Pada 25 Desember lalu, Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menerbitkan data harian tentang penularan Covid-19 di negara tersebut. “Informasi Covid yang relevan akan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China untuk referensi serta penelitian,” katanya. 

Komisi Kesehatan Nasional China tidak menjelaskan alasan tentang penghentian penerbitan data harian terkait kasus Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dilaporkan akan merilis data perihal penyebaran dan penularan Covid-19 sebulan sekali. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement