Ahad 01 Jan 2023 16:25 WIB

ISIS Klaim Dalangi Serangan ke Pos Polisi Mesir

Tiga polisi Mesir tewas dalam serangan di pos polisi Kota Ismailia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan ke sebuah pos pemeriksaan polisi Mesir di kota Ismailia.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan ke sebuah pos pemeriksaan polisi Mesir di kota Ismailia.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan ke sebuah pos pemeriksaan polisi Mesir di kota Ismailia. Tiga polisi Mesir tewas dalam serangan yang terjadi pada Jumat (30/12/2022) tersebut.

"Sebuah sel tentara kekhalifahan berhasil menyerang penghalang jalan polisi Mesir dengan senapan mesin," kata kantor berita ISIS, Amaq, Sabtu (31/12/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Ismailia adalah salah satu kota utama yang menghadap ke Terusan Suez Mesir. Terusan tersebut merupakan jalur air penting antara Asia dan Eropa yang menjadi tujuan sekitar 10 persen perdagangan maritim dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap pasukan keamanan Mesir terkonsentrasi di Sinai. Di Sinai, terdapat kelompok-kelompok teroris yang terafiliasi dengan ISIS. Pada 7 Mei lalu, sebanyak 11 tentara Mesir tewas dalam serangan di Sinai barat.

Beberapa hari setelah serangan tersebut, lima tentara Mesir lainnya dan tujuh teroris tewas saat dalam kontak senjata di Semenanjung Sinai. Kelompok ISIS sebenarnya tak lagi memiliki benteng dan basis kekuatan seperti dulu. Pada 2017, Irak telah memproklamirkan kemenangannya atas ISIS. Hal itu terjadi setelah pasukan Irak dan Amerika Serikat (AS) berhasil membombardir dan mendepak ISIS dari Mosul.

Mosul merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itulah pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014. Pada Oktober 2019, mantan presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian al-Baghdadi. Dia tewas saat AS menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan AS membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut.

Trump mengatakan al-Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi. Menurut Trump keberhasilan operasi di Barisha dapat tercapai berkat bantuan Rusia dan Irak. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua negara itu. 

Kendati gembongnya, telah tewas ISIS masih tetap bergerilya di Suriah dan Irak. Pada Oktober tahun lalu, AS mengucapkan selamat kepada Irak atas keberhasilannya menangkap Sami Jasim Muhammad al-Jauri. Dia adalah wakil pemimpin tertinggi ISIS yang telah terbunuh, Abu Bakar al-Baghdadi.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement