'Water Treatment Plant' Segera Hadir di Kota Malang, Jamin Pasokan Air Bersih
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan Perum Jasa Tirta I di Malang melakukan penandatanganan kerja sama untuk Instalasi pengolahan air permukaan atau Water Treatment Plant (WTP). | Foto: dok. Humas Pemkot Malang
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Instalasi pengolahan air permukaan atau Water Treatment Plant (WTP) segera hadir di Kota Malang. Hal ini telah ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan Perum Jasa Tirta I di Malang, Jawa Timur.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, kesepakatan yang terjalin menjadi realisasi menuju kemandirian ketersediaan air baku ini telah lama dicita-citakan. Untuk tahap awal akan ada 200 liter per detik tetapi nantinya akan ditingkatkan terus.
Sutiaji berharap semakin ada jaminan bahwa masyarakat Kota Malang tidak kekurangan air ke depannya. "Insya Allah percepatan, mudah-mudahan Agustus 2023 operasional," jelas Sutiaji.
Usai kesepakatan bersama, kata dia, percepatan hal-hal teknis segera dilakukan pada pekan depan. Hal ini akan dilakukan lewat skema Business to Business antara Perumda Tugu Tirta dengan Perum Jasa Tirta I.
Di samping itu, pihaknya telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 18 ribu meter persegi di area Sungai Bango. Lahan ini nantinya digunakan membangun fasilitas WTP. Dengan cara ini diharapkan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Malang segera diperkuat.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama (Dirut) Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan memastikan, kualitas air Sungai Bango cukup baik untuk dilakukan proses penjernihan melalui fasilitas WTP yang akan dibangun. Bahkan, dia menilai Sungai Bango dan Sungai Metro lebih jernih dibandingkan Sungai Brantas.
Operasional penjernihan pun lebih murah dan baik kualitasnya. "Kita memakai sistem filtrasi dan airnya meskipun dari sungai pasti kualitasnya air minum sesuai standar permenkes," jelas Raymond.
Untuk diketahui, pengelolaan sistem serupa telah dikembangkan di Lamongan dan operasional berjalan sukses. Sebab itu, Raymond optimistis potensi air permukaan di Kota Malang bisa dioptimalkan sampai 1.500 bahkan 2.000 liter per detik.
"Dengan demikian, kebutuhan masyarakat dan pengamanan ketersediaan air bagi Kota Malang dapat terjamin ke depannya," tegasnya.