Ahad 01 Jan 2023 17:46 WIB

Myalgia Jadi Gejala Paling Dominan di Antara Penderita Covid-19 Saat Ini

Aplikasi pelacak gejala Covid-19 di Inggris ungkap myalgia paling banyak dikeluhkan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Berdasarkan laporan penderita Covid-19 di Inggris melalui aplikasi Zoe, gejala yang kini paling dominan dirasakan ialah myalgia alias nyeri otot.
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Berdasarkan laporan penderita Covid-19 di Inggris melalui aplikasi Zoe, gejala yang kini paling dominan dirasakan ialah myalgia alias nyeri otot.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap strain virus penyebab Covid-19 tampaknya menargetkan tubuh dengan cara yang berbeda sehingga menimbulka gejala yang beragam. Kemampuan untuk bermutasi ini dikombinasikan dengan vaksinasi membuat gejala lama seperti hilangnya indra penciuman menjadi tak lagi banyak dikeluhkan, dan muncul gejala umum yang baru.

Saat ini, salah satu gejala yang paling dominan dirasakan para penderita Covid-19 adalah myalgia yang dapat menyerang kaki dan bahu. The Office for National Statistics (ONS) di Inggris melaporkan ada lebih dari 1,4 juta warganya yang terinfeksi Covid-19 hingga pekan yang berakhir pada 9 Desember 2022, sehingga total orang yang terkena virus ini menjadi sekitar satu dari 45.

Baca Juga

Omicron BA.5 tampaknya masih menjadi varian paling dominan yang mendorong peningkatan kasus di Inggris. Dulu, pada 2021, ketika omicron pertama muncul, varian ini mengokohkan dirinya sebagai strain yang ditandai dengan gejala yang berbeda dari tiga gejala lama (batuk, demam, dan kehilangan indra penciuman).

Salah satu gejala yang sering dilaporkan pada saat itu adalah myalgia, seperti yang disoroti oleh dokter asal Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee. Setahun kemudian, menurut laporan terbaru dari The Zoe Covid Study App yang melacak gejala utama Covid-19 melalui laporan pasien, myalgia menjadi gejala Covid-19 teratas.

Myalgia adalah istilah medis untuk nyeri otot. Keluhannya akan terasa secara akut atau jangka pendek.

Seperti apa rasanya? Penderita Covid-19 akan merasa seolah seperti sehabis olahraga pada hari sebelumnya.

Nyeri otot yang dipicu oleh Covid-19 ini diyakini berasal dari efek molekul peradangan yang dilepaskan oleh sel kekebalan sebagai respons terhadap infeksi virus. Dr Coetzee menjelaskan bahwa tanda ini tampaknya lebih sering menyerang penderita yang tidak divaksinasi.

Di lain sisi, orang yang sudah divaksinasi pun masih mungkin akan mengalaminya juga. Menurut aplikasi Zoe, nyeri jenis ini sering menyerang di bahu atau kaki sehingga membuat penderita tidak nyaman.

Nyeri otot terkait Covid-19 dapat berkisar dari yang ringan hingga sangat melemahkan, terutama jika terjadi bersamaan dengan kelelahan. Bagi sebagian orang, nyeri otot ini membuat mereka tak mampu melakukan tugas sehari-hari.

Selain itu, gejala tersebut dapat muncul lebih awal. Myalgia cenderung bertahan rata-rata dua hingga tiga hari, tetapi juga bisa memakan waktu lebih lama untuk hilang.

Hanya saja, nyeri otot terkait Covid-19 terkadang bisa bertahan lebih lama hingga menjadi gejala long Covid. Selain itu, aplikasi Zoe juga menekankan bahwa nyeri otot dapat muncul karena banyak alasan dan tidak serta merta menjadi pertanda tubuh terkena virus. Di sinilah gejala lain seperti sakit tenggorokan dan pilek masuk, membantu tubuh mengidentifikasi penyebab virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement