Ahad 01 Jan 2023 17:48 WIB

21 Rumah Warga di Pesisir Indramayu Ambruk Diterjang Gelombang Pasang

Sebanyak 21 rumah di pesisir Indramayu ambruk akibat diterjang gelombang pasang.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Permukiman warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang rusak dihantam gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Permukiman warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang rusak dihantam gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sebanyak 21 rumah warga di pesisir Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, ambruk akibat dihempas  gelombang pasang (rob) yang disertai cuaca ekstrim berupa hujan dan angin kencang.

Di Desa Eretan Kulon, banjir akibat rob yang disertai hujan dan angin kencang terjadi pada Sabtu (31/1/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Di sejumlah lokasi yang berdekatan dengan bibir pantai. ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Republika, Ahad (1/1/2023), sejumlah rumah yang ambruk terlihat hanya tinggal material bangunan yang menumpuk di atas permukaan tanah. Berbagai perabot yang ada di dalam rumah pun tak bisa diselamatkan.

Selain membuat 21 rumah ambruk dan rata dengan tanah, adapula sepuluh rumah warga yang rusak ringan. Banjir juga merendam satu masjid.

"Beberapa rumah yang rusak itu lokasinya langsung di bibir pantai," terang Bupati Indramayu, Nina Agustina, saat mengunjungi lokasi pengungsian di Balai Desa Kertawinangun, Ahad (1/1/2023).

Saat ditanyakan mengenai bantuan perbaikan rumah tersebut, Nina menyatakan, pemerintah akan memberikannya.

"Ada (bantuan perbaikan rumah). Insya Allah kita masukkan ke dalam rutilahu, tinggal camat dan kuwu mendatanya," kata Nina.

Nina menyatakan, pemerintah daerah juga berencana akan merelokasi rumah-rumah warga yang lokasinya teapt di bibir pantai. Jika tidak direlokasi, dia menilai, rumah-rumah tersebut akan selalu terancam mengalami bencana serupa.

"Mau bagaimanapun nanti mungkin harus relokasi," tukas Nina.

Mengenai relokasi itu, Nina menyatakan akan mengeceknya lebih lanjut. Menurutnya, Kementerian Sosial juga akan turut membantu relokasi tersebut.

"Tapi untuk tempatnya dan lainnya, harus kita pikirkan kembali," kata Nina.

Sementara itu, warga di Desa Eretan Kulon yang terdampak bencana itu terpaksa harus mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, yang menjadi lokasi pengungsian. Tercatat ada 240 jiwa warga yang mengungsi. Mereka terdiri dari 84 anak-anak, 56 lansia dan 100 orang dewasa. Namun, adapula warga yang mengungsi di rumah kerabat mereka.

Nina menyatakan, bantuan untuk para pengungsi terus disalurkan. Dia pun mengapresiasi berbagai unsur yang turun langsung membantu para pengungsi. Nina pun meminta semuanya untuk tetap siaga menghadapi ancaman bencana.

"Sampai 3 Januari kita siaga karena cuaca terlalu ekstrim. Dari kemarin dan seharian ini hujan terus," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement