Senin 02 Jan 2023 05:45 WIB

21 Rumah Warga di Pesisir Indramayu Ambruk Dihempas Gelombang Pasang

Pemda berencana merelokasi rumah-rumah warga yang lokasinya di bibir pantai.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Bupati Indramayu, Nina Agustina, memberikan bantuan kepada para warga terdampak banjir akibat gelombang tinggi dan hujan lebat di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Ahad (1/1/20223). Ratusan warga mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur.
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Bupati Indramayu, Nina Agustina, memberikan bantuan kepada para warga terdampak banjir akibat gelombang tinggi dan hujan lebat di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Ahad (1/1/20223). Ratusan warga mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 21 rumah warga di pesisir Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, ambruk akibat dihempas  gelombang pasang (rob) yang disertai cuaca ekstrim berupa hujan dan angin kencang.

Di Desa Eretan Kulon, banjir akibat rob yang disertai hujan dan angin kencang terjadi pada Sabtu (31/1/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Di sejumlah lokasi yang berdekatan dengan bibir pantai. ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.

 

photo
Banjir akibat gelombang tinggi air laut (rob), kembali melanda pesisir Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. (Istimewa)

 

 

Berdasarkan pantauan Republika, Ahad (1/1/2023), sejumlah rumah yang ambruk terlihat hanya tinggal material bangunan yang menumpuk di atas permukaan tanah. Berbagai perabot yang ada di dalam rumah pun tak bisa diselamatkan.

Selain membuat 21 rumah ambruk dan rata dengan tanah, adapula sepuluh rumah warga yang rusak ringan. Banjir juga merendam satu masjid.

"Beberapa rumah yang rusak itu lokasinya langsung di bibir pantai," kata Bupati Indramayu, Nina Agustina, saat mengunjungi lokasi pengungsian di Balai Desa Kertawinangun, Ahad (1/1/2023).

Saat ditanyakan mengenai bantuan perbaikan rumah tersebut, Nina menyatakan, pemerintah akan memberikannya. Ada (bantuan perbaikan rumah). Insya Allah kita masukkan ke dalam rutilahu, tinggal camat dan kuwu mendatanya," katanya.

Nina menyatakan, pemerintah daerah juga berencana akan merelokasi rumah-rumah warga yang lokasinya teapt di bibir pantai. Jika tidak direlokasi, dia menilai, rumah-rumah tersebut akan selalu terancam mengalami bencana serupa.

"Mau bagaimanapun nanti mungkin harus relokasi," ucap Nina.

Mengenai relokasi itu, Nina menyatakan, akan mengeceknya lebih lanjut. Menurutnya, Kementerian Sosial juga akan turut membantu relokasi tersebut. "Tapi untuk tempatnya dan lainnya, harus kita pikirkan kembali," katanya.

Sementara itu, warga di Desa Eretan Kulon yang terdampak bencana itu terpaksa harus mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, yang menjadi lokasi pengungsian. Tercatat ada 240 jiwa warga yang mengungsi. Mereka terdiri dari 84 anak-anak, 56 lansia dan 100 orang dewasa. Namun, adapula warga yang mengungsi di rumah kerabat mereka.

Nina menyatakan, bantuan untuk para pengungsi terus disalurkan. Dia pun mengapresiasi berbagai unsur yang turun langsung membantu para pengungsi.

Nina pun meminta semuanya untuk tetap siaga menghadapi ancaman bencana. "Sampai 3 Januari kita siaga karena cuaca terlalu ekstrim. Dari kemarin dan seharian ini hujan terus," tandas Nina. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement