REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Penyintas bencana gempa di Kabupaten Cianjur yang kini bertahan di lokasi pengungsian berharap adanya percepatan penyaluran bantuan perbaikan rumah. Hal tersebut dikarenakan warga tidak ingin terlalu lama berada di tenda-tenda pengungsian.
''Di awal tahun ini, kami berharap adanya percepatan penyaluran bantuan perbaikan rumah yang rusak seperti yang dijanjikan pemerintah,'' ujar salah seorang penyintas gempa Cianjur di Kampung Gunung Lanjung II, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Ai Nurhayati (35 tahun), Ahad (1/1/2023).
Ai mengatakan, hasil verifikasi oleh pemerintah menyatakan rumahnya masuk pada tingkat kerusakan rusak sedang dan akan diberikan bantuan sebesar Rp 30 juta. Padahal menurutnya, rumahnya masuk klasifikasi rusak berat.
Meskipiun demikian Ai menerimanya dan berharap bantuan tersebut segera disalurkan. ''Belum ada informasi penyalurannya kapan,'' kata dia.
Ai mengatakan, warga tidak ingin berlama-lama di tenda pengungsian. Di lokasi pengungsian yang ia tempati itu ada ratusan kepala keluarga (KK) yang bertahan.
Apalagi, pasokan logistik dari pemerintah ke pengungsi mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Kini hanya dipasok setiap Senin dan Kamis.
Ia khawatir depan pasokan logistik juga terus berkurang. Saat ini, logistik yang dikirim berupa beras, mie, dan lauk pauk.
Ai menerangkan, para pengungsi juga ada yang terkena sakit seperti demam, batuk, dan gatal-gatal. Hal ini karena dampak tingginya instensitas hujan dalam beberapa hari terakhir.
Penyintas gempa lainnya di kampung yang sama, Asep (30), juga berharap di tahun baru ini upaya percepatan perbaikan rumah bisa segera dilakukan. ''Harapan kami rumah segera diperbaiki dan bisa segera menempatinya,'' kata dia. Para warga berharap ada perhatian dari pemerintah.