Senin 02 Jan 2023 13:13 WIB

Dzikir dan Doa Ketika Terbangun di Tengah Malam

Dalil dzikir dan doa ini adalah hadis dari Ubadah bin Shomit.

Rep: Rossy Handayani/ Red: Erdy nasrun
 Seorang warga Aceh berdoa dan membaca Kitab Suci Al-Qur
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang warga Aceh berdoa dan membaca Kitab Suci Al-Qur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika terbangun di tengah malam, seorang muslim dapat mengamalkan dzikir dan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dibandingkan melanjutkan tidur, maka akan lebih baik seseorang menjalankan amalan ini untuk mendapatkan keistimewaan di dalamnya.

Dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA menjelaskan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan dzikir dan doa yang dapat dibaca oleh umat islam, redaksi dzikirnya:

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Lâ ilâha illallôhu wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in Qodîr. Alhamdulillâh, wa subhânallôh, wa lâ ilâha illallôh, wallôhu akbar, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh.

Dalil dzikir dan doa ini adalah hadis dari Ubadah bin Shomit radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya, "Barang siapa terjaga di malam hari, lalu ia membaca, “Tidak ada yang berhak disembah kecuali hanya Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dia pula yang mampu melakukan segala sesuatu. Segala pujian untuk Allah. Maha suci Allah. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah”. Lalu setelah itu ia mengucapkan, “Ya Allah ampunilah aku” atau ia berdoa; niscaya doanya akan dikabulkan. Kemudian jika ia melanjutkannya dengan berwudhu dan shalat; niscaya shalatnya akan diterima”. HR. Bukhari (no. 1154).

"Dzikir ini diawali dengan tahlil atau kalimat tauhid. Untuk menunjukkan betapa pentingnya prinsip tauhid dalam kehidupan. Sehingga harus selalu dinomorsatukan untuk dipelajari dan diamalkan. Kalimat tauhid ini mengajarkan pada kita agar mempersembahkan seluruh ibadah hanya untuk Allah ta’ala saja. Murni untuk-Nya. Tidak boleh menyelewengkan ibadah untuk selain Allah, sekalipun hanya sedikit," papar Ustadz Abdullah.

"Mengapa harus demikian? Sebab hanya Allah saja Penguasa mutlak alam semesta. Hanya Dia yang berhak dipuji secara sempurna, karena seluruh karunia itu berasal dari-Nya. Serta hanya Dia pula yang mampu untuk mewujudkan segala sesuatu. Sehingga wajar bila hanya Dia pula yang berhak untuk disembah," lanjut Ustadz Abdullah.

Ustadz Abdullah mengatakan, selanjutnya seseorang membaca tahmid sebagai wujud syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya, yang salah satunya kita masih bisa terjaga dari tidur dan mampu mengingat-Nya. Lalu bertasbih, yaitu mengikrarkan kemahasucian Allah dari segala hal yang tidak pantas bagi-Nya. Kemudian bertahlil lagi untuk menegaskan bahwa tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah semata. Selanjutnya mengucapkan takbir, sebagai bentuk pengagungan kepada Allah Yang Maha Besar.

Ustadz Abdullah melanjutkan, terakhir ditutup dengan hauqalah, guna mengingatkan bahwa keberhasilan untuk membaca dzikir ini, semata-mata karena bantuan dari Allah ta’ala. Kemudian sekaligus memohon pertolongan dari-Nya agar mampu untuk melanjutkan dzikir ini dengan doa, wudhu dan shalat tahajud. Untuk itu dapat berhasil meraih keutamaan yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits di atas.

"Mempraktikkan dzikir ini adalah salah satu upaya kita guna membiasakan lisan dan hati untuk menyebut nama Allah dan mengingat-Nya. Sekalipun dalam momen yang jarang sekali orang mengingat-Nya. Yaitu saat terjaga di tengah malam. Jika kita belum mampu untuk melanjutkan dzikir tadi dengan tahajud, maka minimal bacalah dzikir tersebut. Semoga lama kelamaan kita mampu untuk melanjutkannya dengan tahajud," ungkap Ustadz Abdullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement