REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebuah menara Telkomsel di Desa Roho, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ambruk akibat angin kencang yang menerjang desa tersebut selama lima hari beruntun. Kepala Desa Roho, Jamaludin Abu dari Kupang, Senin (2/1/2023), mengatakan bahwa toweratau menara Telkomsel tersebut ambruk pada Ahad (1/1/2023) pukul 23.00 WITA kemarin saat angin kencang menerjang daerah itu.
"Sejak angin kencang pertama kali menerjang desa ini warga di sini memang sudah khawatir karena tower-nya terus bergoyang-goyang saat diterjang angin," katanya.
Kemudian pada hari ketiga dan keempat beberapa baut dari menara telekomunikasi tersebut sudah mulai lepas, sehingga warga yang rumahnya tepat di bawahnyalangsung mengungsi untuk sementara karena khawatir tertimpa menara. Sejumlah warga di desa tersebut juga, ujar dia, pada awalnya sudah khawatir dan sudah memprediksi bahwa menara tersebut akan patah pada Ahad (1/1/2022) malam.
"Sehingga semalam ada yang menyaksikan langsung tower Telkomsel itu patah," ujar dia.
Dia mengatakan memang tak ada korban jiwa yang terdampak akibat ambruknya menara Telkomsel itu, namun kerugian lain yang diderita adalah hasil pertanian yang rusak akibat tertimpa besi-besi dari menara itu. Jamaludin mengatakan sudah mengimbau warganya untuk tidak mengutak-atik menara itu, karena tak ingin sesuatu terjadi.
Kini, ujar dia, untuk bisa melakukan komunikasi seluler, warga sekitar harus mencari lokasi tertentu yang bisa mendapatkan jaringan Telkomsel dari desa lain yang jaringannya sampai ke Desa Roho. "Tetapi kalau ke rumah, jaringannya hilang," ujar dia.
Karena itu dia berharap agar pihak terkait, khususnya Telkomsel bisa segera mengutus petugas untuk merapikan patahan menara tersebut dan membangun yang baru. "Kami siap membantu jika memang diperlukan bantuannya untuk membersihkan lahan atau lainnya," ujar dia.